Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Usaha Perlu Modal Besar? Pilih Investasi Bisnis

Kompas.com - 23/02/2019, 15:32 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini modal menjadi kesulitan utama ketika sesorang ingin membuka dan menjalankan usaha. Sehingga, niat itu urung terlaksana.

Seiring perjalan waktu dan perkembangam zaman, kini sudah ada pilihan untuk membuka usaha, yakni berinvestasi bisnis sesuai pilihan.

Salah satu platform penyedia investasi bisnis adalah Bizhare. Bizhare menawarkan skema equity crowdsharing. Skema tersebut mengatur penyertaan modal masyarakat sebagai investor ke suatu badan usaha.

Baca juga: Baba Rafi Gandeng Bizhare Hadirkan Investasi Urun Dana

CEO dan Co-Founder Bizhare, Heinrinch Vincent mengatakan, Bizhare telah dirintis sejak 2017 lalu. Melalui ini, mereka memperkenalkan wadah bagi seseorang supaya bisa berinvestasi atau menanamkan modal tanpa perlu membuka usaha secara langsung.

"Kalau dulu butuh Rp 500 juta sampai Rp1 miliar (bisa buka usaha), dengan Bizhare ini kita bisa mulai dengan Rp 5 juta saja," kata Vincent ditemui di Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2019).

Vincent menjelaskan, dalam platform Bizhare mereka telah menyediakan pilihan usaha franschise yang ingin didanai seorang investor, seperti rumah makan, mini market, hingga tambak udang. Semuanya tinggal dipilih sang investor.

Baca juga: Jangan Takuti Utang, Manfaatkan untuk Investasi

Bizhare juga memberikan keleluasaan bagi calon investor, untuk memilih besar dana yang ingin ditanamkan. Namun harus sesui dengan mekanisme yang ada.

"Kita mulai dari Rp 5 juta, tapi tergantung (besaran) nominal bisnisnya, kalau di angka Rp 3 miliar, dana yang bisa diinvestasikan Rp 10 juta sampai Rp 15 juta," tuturnya.

Dia menuturkan, franchise yang mereka sediakan dalam Bizhare harus sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan supaya meberikan jaminan dan kelangsungan sebuah usaha yang telah didanai para investor agar  tak kecewa ke depannya.

"Jadi bisnis yang sudah waralaba. Pertama, sudah punya sistem keuangan dan kontrol bagus dibandingkan dengan konvensional. Yang kedua, bisa juga bisnis yang bukan franchise, tapi usahanya minimal sudah berjalan dua tahun dan sudah punya track record yang jelas," jelasnya.

Baca juga: Berawal dari Cari Uang Tambahan, Bisnis Habibullah Kini Beromzet Rp 300 Juta Sebulan

Selain dari sisi keuangan dan kontrol usaha, Bizhare juga akan melakukan analisa terhadap usaha yang akan "melantai" di layanan mereka. Mereka telah mempersiapkan tim untuk menenrukan bisa atau tidaknya sebuah usaha ini didanai dalam wadah Bizhare.

"Nanti kalau di-approve analis kami, kita ada algoritma khusus juga untuk menentukan bisnis ini bagus apa kurang bagus. jadi kita kombinasikan dengan teknologi. Daripada manual, kita ada teknologi yang bisa menurunkan risikonya juga," tambahnya.

Dia menyebutkan, tren pertumbuhan investor di Bizhare dalam beberapa tahun terus meningkat. Sebab, antusias masyarakat untuk berinvestasi cukup tinggi. Namun selama ini ada ketakutan untuk berivestasi karena adanya investasi-investasi bodong.

"Sekitar 400-an. Sebarannya macam-macam, kita skala nasional, ada yang dari Papua, Aceh, Jawa, tapi mayorotas dari Jawa," ungkapnya.

"Jadi trennya mereka semakin antusias. Malah investornya lagi nunggu nih, apalagi yang mau kita buka," lanjutanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com