Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BCA Pastikan Proses Akuisisi Bank Rampung Juni 2019

Kompas.com - 24/02/2019, 16:13 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk pastikan aksi akuisisi satu bank kecil rampung pada Juni 2019. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan aksi ini mensyaratkan agar diadakan rapat umum pemegang saham (RUPS).

Menurut Jahja, aksi akuisisi ini berdasarkan peraturan otoritas termasuk tindakan yang relatif material yang bukan dari segi value. Dia menyebutkan, tindakan material bisa mempengaruhi saham perusahaan.

"Nah kita kan tidak tahu, waktu kita umumkan apakah saham BCA terpengaruh apa tidak? Jadi kita tidak berani ambil risiko. Sebab itu kita harus persetujuan RUPS dulu, baru sesudah itu kita umumkan ke market," ujar Jahja di Tangerang Selatan, Sabtu (23/2/2019).

Dia mengatakan. sebenarnya bank dengan sandi saham BBCA ini memiliki jadwal RUPS pada bulan April 2019. Namun Jahja memprediksi proses akuisisi belum akan rampung pada April. Sehingga manajemen akan mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) pada Juni 2019.

Baca juga: Ini Keuntungan BCA Kerja Sama dengan Alipay dan Wechat Pay

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Perbankan OJK Heru Kristiyana sempat menyebutkan bakal calon nama bank yang akan diambil oleh BCA yaitu PT Bank Royal Indonesia.

Meski demikian Jahja belum mau membeberkan nilai bank yang bakal diakuisisi. Namun Ia menyatakan sudah menyiapkan dana sebesar Rp 4,5 triliun termasuk untuk memperkuat anak perusahaan dan aksi akuisisi ini.

"Bank yang diakuisisi tidak akan dilebur. Kita belum tentukan fokus pasar ke mana. Bisa digital, bisa wealth management, bisa mikro bisa UKM. Pokoknya kita akan pilih salah satu fokus, saya belum mau komentar," kata Jahja.

Walaupun Jahja belum menyebutkan nama bank yang akan diakuisisi secara resmi, Ia membeberkan alasan pemilikan bank tersebut.

Bank yang ditaksir kriteria yang disyaratkan salah satu emiten yang masuk Indek Kompas100 ini adalah yang  termasuk bank umum kelompok usaha (BUKU) 1 bermodal inti di bawah Rp 1 triliun. Lalu bank tersebut tidak terdaftar sebagai perusahaan terbuka di pasar saham.

"Setelah kita analisa, ternyata detailnya oke. Kan harus ada due diligence-nya," sebut Jahja.

Merujuk pada laporan keuangan kuartal III 2018, Bank Royal memiliki total modal inti dan modal pelengkap sebesar Rp 336,42 miliar alias masuk dalam ketegori BUKU I. Sementara untuk modal inti (tier I) tercatat sebesar Rp 330,01 miliar per akhir 2018 lalu.

Untuk ukuran bank kecil, Royal Bank memiliki modal yang sangat tebal. Tercermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang mencapai 58,35 persen, posisi ini naik dari kuartal III 2017 sebesar 42,2 persen.

Saat ini kepemilikan Bank Royal sebagian besar dipegang oleh PT Royalindo Investama Wijaya sebesar 82,69 persen.

Sementara sisa saham lainnya milik perorangan, antara lain Herman Soemedi, Ibrahim Soemedi, Ko. Sugiarto dengan porsi saham masing-masing 2,94 persen. Kemudian ada Leslie Soemdi 5,71 persen dan 2,77 persen sisanya dipegang Nevin Soemedi per 31 September 2018.

Sebelumnya, Royal Bank bernama PT Bank Rakjat Parahyangan nama ini kemudian berubah lagi di tahun 1982 menjadi PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan. Baru di tahun 1990 nama PT Bank Royal Indonesia resmi disahkan.

Secara kinerja, dalam laporan bulan Januari 2019 Bank Royal mencatatkan realisasi kredit sebesar Rp 554,53 miliar jumlah ini menurun 4,56 persen dari periode tahun sebelumnya. Sementara total aset per bulan Januari 2018 tercatat mencapai Rp 904,43 miliar atau naik 1,8 persen year on year (yoy). (Maizal Walfajri)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Pastikan rampung Juni, BCA tidak akan melebur bank yang diakuisisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com