Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standard Chartered Bakal Divestasi 45 Persen Saham Bank Permata

Kompas.com - 26/02/2019, 14:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Standard Chartered (StanChart) mengumumkan pihaknya kini tengah melakukan persiapan untuk melepas saham di PT Bank Pertama Tbk (BNLI).

Langkah penjualan saham di Permata ini disebut sebagai salah satu bagian dari rencana untuk membebaskan modal sebagai imbal hasil ke investor melalui skema pembelian kembali saham (buyback).

Pada Selasa (26/2/2019) mengutip Financial Times, StanChart sudah memberi sinyal untuk melakukan divestasi terhadap 45 persen saham di Permata. Hal ini dipertegas oleh pihak StanChart bahwa mereka tidak akan menjadi pemegang inti (non-core) di Bank Permata.

Baca juga: Rumor Penjualan Saham, Ini Penjelasan Bank Permata

Sebagai catatan saja, StandChart dan PT Astra Internasional Tbk masing-masing memiliki porsi kepemilikan saham 44,56 persen di Bank Permata. Sementara sisanya 10,88 persen merupakan saham publik.

Gaung rencana ini memang sudah dibunyikan oleh StanChart sebagai salah satu strategi jangka menengah selama tiga tahun ke depan. 

Tujuannya tak lain untuk meningkatkan laba StanChart induk atas ekuitas, meningkatkan profitabilitas hingga menembus 10 persen pada tahun 2021, dari level yang saat ini sekitar 5 persen.

Baca juga: Akan Luncurkan Pemindai QR Code, Bank Permata Tunggu BI

Bukan hanya divestasi saham Permata, sebagai salah satu kreditur di sejumlah negara, StanChart juga akan melakukan restrukturisasi aset atau kredit bermasalahnya di empat pasar dengan kinerja paling rendah. Antara lain Korea Selatan, Indonesia, Uni Emirat Arab dan India.

Kepala Eksekutif StanChart Bill Winters mengatakan rencana ini dipastikan akan membebaskan modal untuk kembali ke investor melalui kemungkinan buyback saham dan dividen yang lebih tinggi, gain yang diperoleh dapat berlipat ganda pada 2021 dari level saat ini sekitar 20 sen.

"Kami sudah memiliki anggaran investasi yang sehat dan masuk dalam rencana kami, sehingga penambahan modal harus tersedia untuk pembelian kembali dalam jangka waktu yang relatif singkat," ujar Winters.

Baca juga: Tahun 2020, Bank Permata Targetkan Jumlah Rekening Tumbuh Jadi 4 Juta

Rencana ini sebelumnya muncul pertama pada bulan November 2018, kala itu dikabarkan kalau StanChart sedang menyusun rencana untuk melakukan buyback saham untuk pertama kalinya dalam satu generasi.

Tak lain, untuk menghidupkan harga saham yang sempat stagnan serta mendorong pertumbuhan pinjaman yang sedang lesu. Memang, saham StanChart sudah merosot sebanyak 37 persen dari nilainya pada tahun 2015, tepat saat pertama kali Winters menjabat.

Sayangnya, Winters menolak untuk memberikan angka secara detail terkait aksi korporasinya tersebut. Namun, analis memperkirakan dengan langkah jangka menengah ini StanChart bisa memperoleh pengembalian modal sekitar 1,3 miliar dollar AS.

Chief Financial Officer StanChart Andy Halford mengatakan intinya dalam periode tiga tahun ke depan, pihaknya siap untuk membawa kelebihan modal ke para pemegang saham. (Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: StanChart bakal divestasi 45% saham Bank Permata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com