BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Angkasa Pura II

AP II Pengelola Bandara yang Mau Go Global, Apa Modalnya?

Kompas.com - 26/02/2019, 19:23 WIB
Sri Noviyanti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.com
– Sejak awal tahun, PT Angkasa Pura II (Persero) menggaungkan tema “Go Global”. Konsep ini, mereka tegaskan sebagai komitmen untuk melangkah lebih jauh. Artinya, urusan mereka bukan sekadar skala nasional lagi, melainkan lebih jauh mendunia.

Salah satu bisnis yang akan dikembangkan mengacu pada terbukanya kesempatan untuk mengelola bandara di negara lain di samping pengelolaan bandara dalam negeri.

“Ini sejalan dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2019 yang mengedepankan ‘Global Partnership & Innovation’,” ujar Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin.

Lebih jauh

Pada dasarnya, rencana Go Global yang digaungkan AP II adalah salah satu cara mencapai visi perusahaan bertajuk “The Best Smart-Connected Airport Operator in The Region".

Lebih jauh, Awaluddin menjelaskan tiga strategi untuk mencapai target Go Global yakni Go Internasional, Go Digital, Go Excellence.

Go International, mencakup tiga program. Pertama, Go International Talent yang bertujuan mencetak sumber daya manusia pada perusahaan agar memiliki standar kompetensi internasional.

“Minimal tiap 3 bulan akan dilakukan pemilihan kader untuk melakukan program pertukaran dengan operator bandara kelas dunia atau pelatihan untuk mendapatkan sertifikat berskala global,” kata dia.

Ada pula Go International Business, yakni program untuk mendorong perusahaan melakukan International Expansion.

“Dalam mencapai International Expansion ada 3 kategori yang dipertimbangkan, yaitu business follow the network, business follow the traffic, dan business follow the people,” tambahnya.

Kemudian, Go International Standard, yaitu program percepatan dalam melakukan standarisasi operasional, pelayanan, dan bisnis. Acuannya, standar global.

Setelah Go International, ada Go Digital yang juga mencakup tiga hal: Go Connectable, Go Capable, dan Go Credible.

Go Connectable adalah untuk membuat seluruh stakeholder perusahaan baik internal dan eksternal terkoneksi, sedangkan Go Capable untuk meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia perusahaan.

Sementara itu, Go Credible, yakni untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan melalui digitalisasi pada seluruh layanan AP II, baik berupa layanan personal, konsumen, business customer, dan corporate customer.

Sejumlah pegawai PT Angkasa Pura (AP) II menari bersama dengan mengenakan pakaian tradisonal saat merayakan Hari Pelanggan Nasional 2017 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (4/9). Selain menampilkan sejumlah tarian PT Angkasa Pura II yang bekerja sama dengan pemangku kepentingan yang ada di bandara tersebut juga memberikan cenderamata kepada penumpang pesawat dan pengguna jasa bandara sebagai bentuk wujud kepedulian. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww/17.ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL Sejumlah pegawai PT Angkasa Pura (AP) II menari bersama dengan mengenakan pakaian tradisonal saat merayakan Hari Pelanggan Nasional 2017 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (4/9). Selain menampilkan sejumlah tarian PT Angkasa Pura II yang bekerja sama dengan pemangku kepentingan yang ada di bandara tersebut juga memberikan cenderamata kepada penumpang pesawat dan pengguna jasa bandara sebagai bentuk wujud kepedulian. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww/17.
Terakhir, perusahaan juga berupaya menciptakan service excellence. Adapun yang mencakup hal ini ada tiga, yaitu Go Operational Excellence, Go Service Excellence, dan Go Business Excellence.

Performa dan prestasi

AP II tercatat telah melayani hingga 115 juta penumpang sepanjang Januari hingga Desember 2018. Bila dibandingkan dengan 2017 dengan total penumpang 105 juta, jumlahnya mengalami kenaikan 9,5 persen per tahun.

Mengenai konsep Go Global, pada dasarnya tak datang begitu saja. AP II optimis menjalani rencana itu, karena sudah punya modal atas pencapaiannya selama ini.

Pencapaian sepanjang tahun 2018 seiring dengan langkah transformasi menuju “Angkasa Pura II Giant Dream 2020” dengan tema Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2018 Airports Grow Faster 2018 melalui tiga program.

Ketiganya adalah Accelerated Revenue Growth, On Becoming 1 Million Aircraft Movements dan Implementasi Digital Journey Experience di seluruh bandara yang dikelolanya.

Selama tahun lalu juga, AP II telah menambah bandara yang dikelola seperti Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat, Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, dan Bandara Banyuwangi Jawa Timur. Saat ini, total 16 bandara yang sudah dalam kendali AP II.

Selain itu, AP II berkontribusi pula dalam acara dengan cakupan lintas negara seperti, menjadi official supplier dalam Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018 melalui fasilitas bandara, serta petugas yang selalu siap membantu atlet dan ofisial.

AP II pun sudah menorehkan banyak prestasi internasional. Di antaranya, Bandara Internasional Husein Sastranegara meraih peringkat 3 dalam ajang Airport Service Quality Award 2018 pada kategori Best Airport dengan kapasitas 2-5 juta penumpang per tahun.

Lalu, Stevie Awards 2018 di mana AP II berhasil meraih 3 penghargaan antara lain Gold Stevie Winner untuk aplikasi i-Perform, Silver Stevie Winner untuk Chairman Of The Year Category, Bronze Stevie Winner untuk aplikasi Indonesia Airports Apps.

Suasana di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Suasana di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Ada juga beberapa penghargaan pada ajang Asia Pacific Stevie Awards. Untuk Silver Stevie Winner, kategori Award for Innovation in Technology Management, Planning & Implementation diberikan kepada Airport Operation Control Center.

Sementara itu, kategori Award for Innovation in Customer Service Management, Planning & Practice diberikan kepada Airport Terminal Helper di Bandara Internasional Soekarno-Hatta International.

Capaian lain pada 2018 misalnya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta dinobatkan sebagai bandara terbesar di Indonesia dengan koneksi rasio penerbangan terjadwal paling banyak kedua di Asia Pasifik dan terkoneksi peringkat sepuluh di dunia.

Pencapaian itu mengalahkan bandara besar seperti Bandara Incheon-Korea, KLIA Malaysia, dan Bandara Hongkong. Hal ini berdasarkan Megahubs International Index 2018-The World’s Most Internationally Connected Airports yang dikeluarkan oleh lembaga air travel intelligence asal Inggris, OAG.

Torehan prestasi atas kinerja AP II juga terangkum dalam penilaian Skytrax 2018. Empat bandara yang dikelola oleh AP II memperoleh capaian bintang tiga sampai empat.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta memperoleh 3 bintang, sedangkan Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, dan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru memperoleh 4 bintang.

Beragam inovasi juga tengah dibangun dan kembangkan oleh AP II. Salah satu yang baru dijalankan saat ini adalah digital mobile berupa aplikasi Indonesia Airport App—wadah informasi terkait fasilitas bandara, fasilitas Self-Baggage Drop Check-In, dan Mobile Assistant Check-In di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Inovasi lainnya adalah hadirnya Airport Digital Lounge yang merupakan one stop service pelayanan informasi bagi penumpang.

Tak ketinggalan, beragam fasilitas juga infrastruktur juga turut jadi modal. Pembangunan Airport Operation Control Center (AOCC) sebagai pusat kendali sisi operasi bandara telah rampung. Hadirnya AOCC semakin mempermudah operator bandara untuk melakukan fungsi kontrol kelancaran operasional terminal, baik sisi darat maupun udara.

Selanjutnya, untuk melengkapi sisi pengawasan terminal telah dibangun pula Terminal Operation Center (TOC) pada Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan Bandara Halim Perdanakusuma. Dengan begitu, pelayanan quick response, early warning system detection, dan operating effectiveness di bandara akan lebih optimal.

Sebuah rangkaian gerbong skytrain melintas diantara Terminal 2 dan Terminal 3 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (17/9). Kereta Layang yang mampu mengangkut 176 penumpang sekali jalannya itu sudah resmi beroperasi untuk mengangkut pengguna jasa Bandara Soetta dan untuk sementara hanya melayani penumpang dari Terminal 2 menuju Terminal 3 atau sebaliknya.ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL Sebuah rangkaian gerbong skytrain melintas diantara Terminal 2 dan Terminal 3 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (17/9). Kereta Layang yang mampu mengangkut 176 penumpang sekali jalannya itu sudah resmi beroperasi untuk mengangkut pengguna jasa Bandara Soetta dan untuk sementara hanya melayani penumpang dari Terminal 2 menuju Terminal 3 atau sebaliknya.
Tahun ini, skytrain juga akan terus dikembangkan pengoperasiannya di Bandara Soekarno Hatta. Sedangkan bandara lain yang sudah dilengkapi fasilitas transportasi adalah kereta Bandara Minangkabau Ekspress di Bandara Internasional Minangkabau, Padang, juga Light Rail Transit (LRT) di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.

“(Ini semua) sejalan dengan visi perusahaan menjadi ‘The Best Smart Connected Airports in Region’. Kami terus berkomitmen memberikan yang terbaik bagi masyarakat, baik dari sisi infrastruktur hingga digital airport experience bagi penumpang,” ujarnya.

Peningkatan infrastruktur lainnya yang terus dikembangkan adalah pembangunan East-Cross Taxiway di Bandara Soekarno Hatta yang akan dioperasikan pada kuartal pertama 2019. Kemudian, revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2 untuk meningkatkan kapasitas penumpang hingga menjadi 22 juta penumpang pertahun.

Lainnya lagi adalah pembangunan Terminal 4 yang diproyeksi mampu menambah kapasitas penumpang Bandara Internasional Soekarno-Hatta hingga 115 juta penumpang pertahun, pembangunan runway 3, dan cargo village.

Terdekat, AP II akan melakukan strategic partnership untuk pengembangan kawasan Bandara Kualamanu yang nanti akan dijadikan pusat atau hub bagian barat Indonesia, pembangunan Business Hub di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, serta perluasan terminal maupun airside pada bandara-bandara cabang lainnya yang dikelola AP II.

AP II juga punya rencana menambahkan bandara yang dikelola pada 2019. Rencana ini mengacu pada Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara. Adapun beberapa bandara yang akan dikelola, yakni Bandar Udara Raden Inten Lampung, Bandar Udara Fatmawati yang berlokasi di Bengkulu, serta Bandar Udara Tanjung Pandang di Kepulauan Bangka Belitung.

Baca tentang

Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com