Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Seperlima Warga AS Tak Punya Tabungan

Kompas.com - 15/03/2019, 00:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Sekitar seperlima warga AS tidak memiliki dana sepeserpun di dalam tabungan mereka untuk biaya-biaya tidak terduga. Hal ini terungkap dalam sebuah survei yang dihelat oleh Bankrate.

Dilansir dari Business Insider, Kamis (14/3/2019), sekira 21 persen pekerja AS menyatakan tidak punya tabungan sama sekali. Adapun di antara yang menabung, sebagian besar menempatkan kurang dari 10 persen dari penghasilan mereka.

Dalam beberapa dekade terakhir, tabungan rumah tangga di AS mengalami tren penurunan. Berdasarkan penghitungan Biro Statistik Tenaga Kerja AS, warga AS menabung 7,6 persen dari penghasilan mereka pada Desember 2018 lalu.

Baca juga: Benarkah Investasi Lebih Baik dari Menabung?

Padahal, sebelum era 1980-an, persentase penghasilan yang ditabung mencapai dua digit.

"Semakin lebarnya kesenjangan dipandang sebagai alasan kuat terkait rendahnya tabungan pribadi dan dibandingkan dengan negara-negara lainnya," kata Brian Rose, ekonom senior Amerika di UBS Wealth Management.

Rose menuturkan, di kalangah rumah tangga berpenghasilan rendah, sebagian besar hidup dari gaji ke gaji. Bahkan, tak jarang yang melakukan itu saja sangat sulit, sehingga mereka tidak punya dana untuk ditabung.

Baca juga: Ketika Anda Sudah Tahu Uang, Sudah Saatnya Pula Menabung

Namun demikian, ujar ekonom di New York University dan penulis buku The Financial Diaries Jonathan Morduch, bukan berarti warga AS tak berusaha untuk menabung.

"Bukti yang kita lihat adalah rumah tangga kerap menabung, namun kemudian membelanjakan tabungannya itu. Sehingga, ketika seperlima warga AS menyatakan tak punya tabungan, itu artinya mereka tidak punya tabungan jangka panjang," jelas Rose.

Survei yang dilakukan Bankrate itu pun mengungkap alasan warga AS tak bisa menabung. Sekitar 13 persen mengaku bahwa utang atau cicilan menjadi alasan utamanya, seperti misalnya cicilan mobil atau cicilan biaya pendidikan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com