Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald Kasali: BUMN Boleh dan Sebaiknya Untung, tetapi...

Kompas.com - 15/03/2019, 17:49 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kaasali mengatakan, return on equity (ROE) dan return on assets (ROA) bukan alat tunggal yang bisa dijadikan acuan untuk menilai kinerja BUMN.

"Sebab, BUMN adalah pelaksana dari pasal 33 UUD 45. Jadi walaupun ada motif keuntungan, prinsipnya adalah terjadinya pembangunan, bukan memaksimalkan keuntungan sebesar-besarnya seperti dalam kapitalisme atau perusahaaan swasta," ujar Rhenald dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/3/2019).

"BUMN boleh dan sebaiknya untung, tapi tidak boleh maximizing profit, seperti cara pandang mahasiswa yang baru belajar," tambahnya.

Baca juga: Menteri Rini Sebut Aset BUMN Capai Rp 8.092 Triliun

Rhenald menyayangkan langkah pengamat yang menyarankan BUMN untuk dikelola secara neoliberalis. Menurut dia, prinsip neolib itu diketahui telah mengakibatkan terjadinya krisis di era Orde Baru 1998 dan di Amerika Serikat 2008 yang menimbulkan ketimpangan sangat besar dan pengangguran dimana-mana.

Rhenald menyampaikan, semakin tinggi RoE dan RoA BUMN, semakin rugi rakyatnya. Pandangan kaum neolib ini membuat mereka sejalan dengan Bank Dunia yang mengkritik pedas pembangunan Infrastruktur Jokowi.

Bank Dunia dalam kritiknya menyebut tarif listrik PLN, jalan tol, harga BBM dan tarif-tarif yang dibuat BUMN terlalu rendah sehingga membuat investasi di perusahaan milik negara kurang menarik.

Baca juga: KPK Ingatkan BUMN

Pendiri Rumah Perubahan ini menyarankan agar para pakar melihat juga geliat investasi infrastruktur publik untuk keuntungan masyarakat.

"Pembangunan fasilitas publik itu tak akan pernah terjadi jika BUMN dan pemerintah didorong harus cepat-cepat dapat untung atau harus langsung ramai. Konsekuensinya berat," ujarnya.

Selain memicu inflasi, rakyat juga akan sangat terluka. Oleh karenanya, menurut Rhenald, RoE dan RoA BUMN memang jangan terlalu tinggi dan harus moderat.

Baca juga: Hingga 2018, Bank BUMN Salurkan Rp 330,2 Triliun Untuk Infrastruktur

"Sebab, begitu airport atau pelabuhan baru dibangun, BUMN harus segera membayar bunga bank dan terbebani biaya penyusutan yang besar sehingga untungnya dan RoE-nya otomatis turun. Penurunan kinerja demikian sangat tak disukai kaum neolib yang ukurannya untung jangka pendek dan mengabaikan kepuasan masyarakat," kata Rhenald.

"Kalau acuannya cuma RoE dan RoA, maka BUMN tak akan bisa ikut dalam pembangunan. Dan rakyat harus sabar menunggu hidup dalam kemacetan dan buruknya fasilitas publik," sambungnya.

Selanjutnya, dia juga menyarankan agar para pakar mengarahkan analisanya lebih bijaksana dengan meneropong marjin EBITDA.

"Lalu lihat juga kontribusinya dalam perekonomian," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com