Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Skandal Seks Pengaruhi Saham Perusahaan Hiburan | Tarif Ojek Online

Kompas.com - 22/03/2019, 06:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua skandal seks yang menimpa jagat hiburan Korea Selatan berdampak hingga ke pasar saham. Artikel tentang rontoknya saham 5 perusahaan hiburan Korsel akibat skandal seks menjadi berita populer di kanal Money Kompas.com, Kamis (21/3/2019).

Selain itu, berita populer lainnya adalah tentang tarif ojek online yang dipatok Rp 10.000 untuk jarak maksimal 5 kilometer.

1. Diterpa Skandal Seks, Saham 5 Perusahaan Hiburan Korea Ini Anjlok

Dua skandal seks yang mengguncang dunia musik Korea Selatan membuat saham lima perusahaan hiburan di negara itu turun drastis.

Perusahaan-perusahaan itu antara lain YG Entertainment, JYP Entertainment, SM Entertainment, Cube Entertainment, dan FNC Entertainment.

Mengutip CNBC, Kamis (21/3/2019), lima perusahaan hiburan utama Korea Selatan kehilangan nilai 17,52 persen dari 25 Februari hingga pertengahan Maret setelah nilai pasar gabungan mereka turun dari 3,35 triliun won menjadi 2,76 triliun won.

Baca selengkapnya di sini.

2. Kemenhub: Tarif Ojek Online di Bawah 5 Km Rp 10.000

Kementerian Perhubungan hingga kini belum mematok besaran tarif ojek online. Sebab, belum ada titik temu antara aplikator dan pengemudi mengenai besaran tarif tersebut.

Namun, Kemenhub telah menentukan besaran tarif yang sama untuk jarak tertentu atau flag fall.

“Jadi jauh dekat (meskipun) di bawah 5 kilometer Rp. 10.000,” ujar Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi di kantornya, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Baca selengkapnya di sini.

3. Tanggapan Uni Eropa soal Ancaman RI Boikot Produknya Gara-gara CPO

Pemerintah membuka opsi memboikot produk-produk Uni Eropa bila Delegated Act diadopsi. Regulasi tersebut dinilai tindakan diskriminasi Uni Eropa terhadap minyak kelapa sawait atau CPO.

Menanggapi hal itu, Duta Besar Uni Eropa Vincent Guerend menilai aksi boikot bukanlah kebijakan yang tepat dan bisa menyelesaikan persoalan CPO.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com