Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmin ke Uni Eropa: Setelah "You" Makmur, Apa RI Enggak Boleh Kaya?

Kompas.com - 22/03/2019, 15:03 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan bahwa pemerintah tidak gentar dengan Uni Eropa yang siap membawa persoalan diskriminasi minyak kelapa sawit (CPO) ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Boleh-boleh saja mereka pede (percaya diri). Memangnya ya kan silakan saja (pede), kami enggak risau dengan itu," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (22/10/2019).

"Kami tahu, yakin dia diskriminatif. Coba lihat sudah diskriminatif secara komoditasnya mengapa dikelompokkan sawit itu high risk untuk deforestasi?" ujar Darmin.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan, bila bicara soal deforestasi atau pengulangan hutan, negara-negara Eropa sudah melakukannya sejak 150-200 tahun yang lalu.

Hal itu kata dia terbukti dengan luasan perkebunan bunga matahari di Eropa yang mungkin 20 kali lipat dari lahan yang dipakai untuk perkebunan kelapa sawit.

Seperti diketahui, bunga matahari juga tanaman yang menghasilkan minyak nabati, seperti kelapa sawit.

"Masalahnya dia lakukan itu 150 tahun lalu setelah dia tebangi hutannya. Kemudian dia tiba-tiba bilang sekarang 'kamu enggak boleh'. Lho emangnya setelah you makmur, kita enggak boleh (kaya)?" kata dia.

Darmin mengatakan, bila Uni Eropa mengadopsi Delegeted Act yang mendiskriminasi CPO, CPO Indonesia dilarang digunakan untuk biodiesel.

Padahal, negara-negara Eropa adalah pasar besar bagi CPO karena konsumsi biodiesel yang tinggi, sedangkan komoditas penghasil minyak nabati lain tidak diterapkan hal yang sama.

Sebelumnya, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend angkat bicara terkait memanasnya hubungan RI dengan Uni Eropa.

Ia menilai rencana Indonesia membawa persoalan CPO ke WTO bisa jadi jalan terbaik yang harus ditempuh untuk menyelesaikan persolan tersebut.

"Saya kira kalau ada ketidaksepakatan dalam perdagangan, ini harus di-challenge di WTO dan ini adalah jalan terbaik," ujarnya di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (20/3/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com