BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Angkasa Pura II

Mengejar Pasar Milenial di Bisnis Bandara, Apa Langkah Angkasa Pura II?

Kompas.com - 23/03/2019, 07:46 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


KOMPAS.com – PT Angkasa Pura II (AP II) mulai menyiapkan langkah strategis untuk gaet pasar milenial. Hal ini disebabkan karena potensi pasar generasi ini terus meningkat seiring perkembangan digital.

Pasar milenial memang besar. Pada 2017, ada 143,3 juta masyarakat Indonesia yang terkoneksi internet. Dari jumlah ini, porsi 49,5 persen didominasi kaum milenial dengan rentang usia 19-34 tahun.

Penetrasi pengguna internet di dunia mencapai 52,96 persen dari populasi 7,59 miliar hingga Juli 2018.

“Generasi milenial merupakan aset bangsa potensial. Untuk menarik pasar tersebut kami hadirkan pendekatan bandara sebagai destinasi digital sebagai salah satu key point-nya,” lanjut Awaluddin.

Diberitakan sebelumnya, salah satu program utama AP II pada 2019 berporos pada milenial, yakni menciptakan pengalaman perjalanan bagi segmen itu.

“Kami menciptakan konsep ‘Millennials Travel Experience’ di bandara-bandara yang kami kelola,” ujar Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin.

Baca juga: Angkasa Pura II Bidik Generasi Milenial

Upaya

Melalui program tersebut, ada tiga pendekatan yang diberi label ‘3A’; yakni augmentation, activation, dan amenities.

Augmentation berarti menambah dan memperbesar segmentasi pelayanan milenial dengan menambahkan dan meningkatkan layanan berbasis digital.

Greget digital, Angkasa Pura II sasar generasi milenialDok Humas AP II Greget digital, Angkasa Pura II sasar generasi milenial


Selanjutnya, manajemen melakukan sejumlah aktivasi kegiatan untuk mendorong para milenial hadir di bandara-bandara yang dikelola AP II.

Kegiatan aktivasi terbaru yang telah diselenggarakan adalah kompetisi game online yang diadakan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan Airport Vlog Competition—kompetisi video blogging—yang mengambil lokasi di bandara atau aktivitas selama perjalanan menuju bandara.

Terakhir, amenities. Sejumlah fasilitas digital penunjang juga telah disediakan. Di antaranya, Airport Digital Lounge dengan konsep one stop airport service. Fasilitas itu juga telah dilengkapi dengan customer service robot.

Di samping itu, mereka juga menyediakan fasilitas hiburan, yakni permainan konsol serta sudut olahraga. Tak ketinggalan, ada pula selfie spot pada dinding bandara serta co-working space yang dapat dimanfaatkan traveler.

Seluruh fasilitas digital tersebut didukung fasilitas wi-shock atau jaringan wifi berkecepatan tinggi.

Dengan upaya itu, Awaluddin berharap para traveler dapat memiliki kesan tersendiri ketika tiba di bandara. Melalui akun media sosial yang mereka bagi, diharapkan dapat menarik minat traveler lainnya untuk berkunjung ke Indonesia.

Pasar yang besar
Bagi AP II, milenial begitu istimewa. Sekitar 60 persen penumpang bandara Soekarno-Hatta saat ini adalah milenial.

Oleh karena itu, Senin (18/2/2019), pelayanan dan operasional Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga mulai dilengkapi dengan penyesuaian.

Mereka memakai tablet guna melayani penumpang pesawat secara lebih baik dan cepat. Tablet itu digunakan oleh personel Terminal Services (customer services), Aviation Security, dan Safety, Risk & Quality Control.

Oleh mereka, program tersebut diperkenalkan sebagai Digital Officer (with) Digital Device (DODD).

Dalam artikel yang dipublikasikan pada lamar resmi AP II, Awaluddin mengatakan program DODD membuat permasalahan yang muncul tiba-tiba di lapangan dapat diselesaikan lebih cepat.

Lebih lanjut, ujarnya, penggunaan tablet pada tingkat operasional dapat membuat operasi bandara lebih efektif dan efisien.

Suasana salah satu sudut Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, sebagai destinasi digital airport baru, Jumat (26/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Suasana salah satu sudut Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, sebagai destinasi digital airport baru, Jumat (26/10/2018).

“Dengan dilengkapi tablet, para personil di lapangan akan bekerja lebih cepat untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan suatu isu,” ujarnya.

DODD otomatis meningkatkan Milenial Airport Travel Experience (MATE) bagi penumpang pesawat di bandara yang merupakan salah satu program utama korporasi.

“(Karena) sekitar 60 persen penumpang pesawat adalah generasi milenial, kami juga harus menerapkan standar pelayanan yang tepat bagi milenial. Personel yang dilengkapi gadget dapat menjadi jawaban untuk pengalaman di bandara (para milenial),” jelas dia.

Adapun tablet atau gadget yang digunakan para personel di bandara dilengkapi dengan seluruh aplikasi pendukung kerja. Di antaranya, i-Perform, INairPORT App, dan Flight Management Module.

Aplikasi i-Perform khusus digunakan oleh internal AP II guna mengakses berbagai sektor seperti komersil, keuangan, operasional, serta mengelola aktivitas operasional yang dijalankan oleh grup atau mitra usaha.

Sementara itu aplikasi INairPORT yang dapat didownload melalui android dan iOS dapat memberikan pengalaman lebih kepada penumpang pesawat dalam melakukan perjalanan dari dan ke bandara-bandara AP II.

Di dalam aplikasi i-Mate, pengunjung bandara atau penumpang pesawat dapat melakukan mobile check-in, melihat jadwal penerbangan, melihat jadwal transportasi publik, mengetahui tenant komersil di bandara, melaporkan kehilangan barang atau tas, hingga memesan kursi bioskop khusus di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Lalu, Flight Management Module merupakan informasi terkait dengan penerbangan termasuk ketika pesawat berada di bandara.

Program DODD tidak hanya diterapkan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, namun di seluruh bandara yang dikelola AP II dengan total device sebanyak 200 unit.

Tahun ini, AP II mengalokasikan anggaran investasi kurang lebih sebesar Rp 500 miliar untuk peningkatan sarana, prasarana, dan infrastruktur digital untuk meningkatkan pelayanannya.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com