Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Usaha Pemerintah untuk Jadikan Profesi Petani itu Keren!

Kompas.com - 25/03/2019, 08:45 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Pertanian adalah salah satu sektor penting dan strategis. Makanya, pemerintahan Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), peduli pada petani.

Sebab tanpa mereka, bangsa ini akan sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Untuk itu Jokowi ingin melihat para petani hidup sejahtera.

Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memberikan kemudahan kepada para petani melalui teknologi digital.

Pembinaan dan bimbingan pun dilakukan agar petani bisa memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan menaikkan pendapatan.

Pemerintah menargetkan, sebanyak satu juta petani mulai menggunakan teknologi digital pada 2019. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menggandeng beberapa startup di bidang digitalisasi pertanian, seperti TaniHub dan Eragano.

“TaniHub telah membantu memasarkan produk-produk para petani. TaniHub juga sudah menggandeng sekitar 20.000 petani yang tergabung dalam 1.200 kelompok petani,” ujar Presiden Jokowi seperti dalam keterangan tertulisnya.

Para petani akan dibantu dalam memasarkan produknya dengan terhubung langsung ke konsumen, dari mulai pelaku bisnis seperti restoran, catering, hingga reseller.

Hadirnya startup tersebut, secara tidak langsung telah memotong rantai distribusi yang panjang sehingga diharapkan bisa menjaga stabilitas harga dengan baik. Tak cuma itu, petani juga bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dari sebelumnya.

“Pemerintah akan terus mendorong penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas petani. Termasuk di dalamnya untuk menghubungkan petani dengan pasar,” ucap Jokowi.

Selain digitalisasi, pemerintah telah pula memberikan bantuan alat-alat pertanian dan membangun infrastruktur pertanian, seperti waduk dan irigasi.

Sebagai gambaran, pada 2017 dibangun 43 bendungan. Pada 2018 diproyeksi 57 unit bendungan yang dibuat. Lalu pada 2019, pemerintah menargetkan pembangunan 65 unit lagi.

Di sisi lain dalam periode 2015 sampai 2018, telah dibangun 860.015 hektar (ha) jalur irigasi baru dan untuk keperluan rehabilitasi dibuat seluas lebih dari 2 juta ha.

Saat bersamaan, para petani akan didukung untuk berkoperasi. Koperasi yang dimaksud adalah berdaya saing sebagaimana perusahaan modern.

Nah, usaha-usaha di atas pun telah menggambarkan bahwa pemerintah berupaya keras untuk mendorong petani di Indonesia menjadi petani canggih dan keren.

Bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas dalam upaya membangun ketahanan pangan, tapi juga untuk mendorong kesejahteraan petani itu sendiri.

#IndonesiaOptimis

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com