Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald Kasali: Sekolah Swasta Perlu Dukungan Negara

Kompas.com - 25/03/2019, 15:45 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali, mengatakan sudah saatnya Indonesia fokus pada penguatan sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan dukungan yang lebih besar kepada pihak swasta dan para siswa/mahasiswa.

Ini berkaca dari laporan bank Dunia tentang indeks Modal Insani 2018.

"Hadirnya kartu Indonesia Pintar, Kartu Kuliah, perlu diimbangi dengan stimulus untuk lebih memajukan swasta," kata Rhenald dalam keteranganya, Senin (25/3/2019).

Rhenald menyambut baik gagasan presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan memperkuat SDM ke depan. Hal ini juga disampaikannya dalam seminar Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia yang diselenggarakan oleh Kantor Staf Presiden RI di Surabaya, hari ini.

Dia mengatakan, laporan itu menunjukkan baru 68 persen dari kaum muda di seluruh dunia yang potensinya telah dikembangkan dengan baik. Saat ini Indonesia mendapat skor 0,53 dan masih lebih baik dari India yaitu 0,44. Namun kita masih ketinggalan dengan Malaysia, yakni 0.62.

"Artinya, produktivitas tenaga kerja kita masih punya ruang besar untuk ditingkatkan. Apakah melalui pendidikan maupun asupan gizi pada ibu hamil untuk mengurangi jumlah stunting," ujarnga.

Pelibatan swasta, katanya, seperti yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keagamaan maupun non-keagamaan menjadi penting karena mereka memiliki akses dan aset yang cukup besar.

Seperti data Kemenristekdikti, menyebutkan pada 2017 dari total 6,9 juta mahasiswa, sekitar 68 persen atau 4,7 juta kuliah di Perguruan Tinggi (PT) Swasta. Sehingga, peningkatan kualitas pendidikan di PT Swasta sangat penting karena menentukan kualitas mayoritas sarjana di Indonesia.

"Perguruan tinggi dan sekolah-sekolah swasta tidak pernah membebankan negara dalam soal pembiayaan. Namun, belakangan agak terganggu menyusul kenaikan gaji guru sekolah negeri yang progresif sementara sekolah swasta harus membiayai sendiri. Akibatnya sekolah swasta harus meningkatkan pendapatannya, atau kehilangan guru muda yang bagus-bagus," tuturnya.

Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali saat meluncurkan buku terbarunya berjudul The Great Shifting di Rumah Perubahan, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (21/7/2018).KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali saat meluncurkan buku terbarunya berjudul The Great Shifting di Rumah Perubahan, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (21/7/2018).
Menurutnya, keadaan keuangan banyak sekolah swasta yang melayani masyarakat berpendapatan rendah kini memang agak memperihatinkan.

Namun, tak sedikit sekolah swasta yang kualitas dan inovasinya melebihi perguruan-perguruan negeri.

"Tak sedikit juga yang gurunya mempunyai etos kerja melebihi guru negeri dan tak pernah menuntut diangkat sebagai PNS atau mendapat status pegawai tetap," ungkapnya.

Ia menambahkan, bahkan disiplin sekolah dan kemampuan beradaptasinya terhadap kebaharuan sudah lama diakui. Lulusan-lulusan sekolah swasta yang lolos di PTN rata-rata memiliki survival rate yang tinggi. Karena itu stimulus negara untuk memperkuat sekolah-sekolah swasta perlu diberikan negara.

"Apalagi ke depan janji presiden adalah penguatan mutu SDM. Ada baiknya, dukungan beasiswa dari BUMN/swasta bisa menjadi pengurang pajak, seperti pembayaran zakat," tambahnya.

Sisi lain, tambah Rhenald, saat ini dunia pendidikan tengah bergulat menghadapi dunia baru yang berbeda dengan referensi akademis sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com