Jelang Lebaran, Masyarakat Diminta Cerdas Manfaatkan Pinjaman Online

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang Lebaran, kebutuhan uang pun meningkat. Sebagian merasa tunjangan hari rayanya tak cukup untuk mudik atau membeli baju baru sehingga membutuhkan pinjaman cepat dan tak banyak syarat.

Meski begitu, perencana keuangan dari Zielts Consulting, Ahmad Gozali meminta masyarakat memanfaatkan aplikasi pinjaman online secara cerdas. Hal ini untuk mencegah timbulnya masalah karena ketidakmampuan masyarakat dalam mengembalikan pinjaman.

“Yang jelas, yang namanya pinjaman harus dikembalikan, maka sebelum memutuskan untuk meminjam, mesti terlebih dahulu punya rencana pengembaliannya," ujar Ahmad dalam keterangan tertulis, Kamis (9/5/2019).

Baca juga: Tren KTA Meningkat Jelang Lebaran, BRI Ingin Saingi Pinjol

Apalagi, pinjaman fintech peer to peer lending dikenal punya jangka waktu pengembalian yang pendek dengan bunga relatif tinggi. Ia pun menyarankan masyarakat untuk menggunakan uang pinjaman pada awal bulan puasa agar mudah mengembalikannya.

Misalnya, pinjam untuk belanja kebutuhan Lebaran di awal Ramadhan saat belum terlalu ramai.

"Pinjam dulu uangnya dan dikembalikan setelah menerima Tunjangan Hari Raya (THR) di akhir Ramadhan,” kata Ahmad.

Baca juga: THR Cair, Mungkinkah Untuk Ditabung?

Selain itu, Ahmad juga menyarankan masyarakat untuk meminjam uang di perusahaan fintech yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebab, saat ini, masih marak terjadi kasus hukum dalam penagihan utang karena masih ada masyarakat yang meminjam uang di fintech ilegal.

"Jika fintech sudah terdaftar di OJK, maka mereka harus mengikuti standar perilaku dalam penagihan. Tidak boleh sembarangan,” sebut dia.

Dengan memilih fintech yang sudah terdaftar di OJK, kerahasian dan keamanan data peminjam tetap terjaga.