Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Sebut Ada Kemungkinan BI Turunkan Suku Bunga Acuan di 2019

Kompas.com - 15/05/2019, 21:50 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia masih betah menahan suku bunga di level yang sama sejak akhir 2018. Hingga April 2019, 7-Days Reverse Repo Rates BI tetap di posisi 6 persen.

Hal ini dilakukan untuk memperkuat stabilitas eksternal, khususnya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman serta mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. Lagipula, kenaikan suku bunga dirasa tak perlu karena berbagai indikator ekonomi masih dalam batas aman, seperti inflasi, defisit neraca pembayaran, dan faktor ekonomi global.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, seiring stabilnya kondisi ekonomi, maka terbuka kemungkinan BI menurunkan suku bunga.

“Kami melihat terdapat ruang bagi BI untuk memangkas BI-7DRRR pada akhir tahun ini sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen,” ujar Andry dalam keterangan tertulis, Rabu (15/5/2019).

Baca juga: BI Disarankan Tahan Suku Bunga di Level 6 Persen

Andry mengaakan, terdapat tiga faktor yang menentukan arah pergerakan BI-7DRRR, yaitu tingkat inflasi, pergerakan suku bunga acuan the Fed, dan posisi neraca pembayaran. Untuk inflasi, kata Andry, tingkat inflasi masih stabil dan terjaga hingga April 2019.

Selain itu, pergerakan suku bunga The Fed juga telah memberikan sinyal positif. Hasil pertemuan FOMC Maret 2019 lalu telah mengindikasikan bahwa the Fed tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini.

"Arah kebijakan the Fed yang lebih dovish tersebut memberikan dampak positif bagi pasar keuangan global, seperti terlihat dari aliran modal asing yang telah kembali masuk ke negara-negara Emerging Market, termasuk Indonesia," kata Andry.

Hal ini juga mendukung ruang pemotongan BI-7DRRR pada tahun ini. Sebab, current account deficit dilaporkan telah menyusut dari 3,59 persen terhadap PDB pada kuartal IV 2018 menjadi 2,60 persen terhadap PDB pada kuartal I 2019.

“Seiring dengan terus membaiknya neraca perdagangan barang, kami memperkirakan CAD akan berkurang menjadi pada kisaran 2,6 persen terhadap PDB,” lanjut dia.

Sementara itu, per 14 Mei 2019, nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS menjadi Rp14.438. Menurut Andry, hal ini disebabkan faktor musiman pembayaran deviden dan bunga utang luar negeri pada kuartal kedua, peningkatan impor barang konsumsi menjelang bulan Ramadhan, dan meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan China. Perang dagang tersebut yang menyebabkan terjadinya arus modal keluar ke instrumen investasi safe haven yang ditandai dengan menurunnya IHSG dan meningkatnya imbal hasil SBN bertenor 10 tahun.

Diketahui, IHSG pada penutupan 14 Mei 2019 ditutup melemah sebesar 1,1 persen menjadi 6.071,2 dan imbal hasil SBN bertenor 10 tahun naik sebesar 1,2 bps menjadi 8,05 persen.

“Menurut kami volatilitas nilai tukar tersebut hanya bersifat sementara dan kami memprediksi pada akhir tahun ini nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp 14.248 perdollar AS,” kata Andry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com