BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan BCA

Zaman Sudah Canggih, Ini Tren Dompet yang Lagi Digandrungi Milenial

Kompas.com - 21/05/2019, 17:58 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akhir pekan lalu, Farid (22) datang menghadiri acara buka bersama (bukber) dengan teman-temannya semasa kuliah.

Setibanya di tempat acara, ia menyadari bahwa dompetnya tertinggal di rumah. Namun bagi Farid, ketinggalan dompet bukanlah sebuah masalah, jika yang dikhawatirkan adalah soal uang.

Sebab pada smartphone-nya sudah terdapat beberapa aplikasi dompet digital sehingga urusan bayar membayar jauh lebih mudah. Tinggal scan Quick Response (QR) code saja.

Apa yang dilakukan Farid adalah bagian dari budaya cashless. Hal ini sudah lama ia terapkan, lantaran dinilai jauh lebih praktis.

Dompet fisiknya pun kini jarang terisi uang, paling-paling hanya terselip Rp 100.000 untuk jaga-jaga. Itu pun bisa bertahan sampai dalam waktu yang lama.

ilustrasi uang digitalShutterstock ilustrasi uang digital

Tren uang elektronik

Dalam kurun beberapa tahun ini, Indonesia memang sedang giatnya bermigrasi soal instrumen pembayaran.

Dari yang sebelumnya menggunakan uang tunai, makin ke sini masyarakat diarahkan untuk menggunakan uang eletronik sebagai metode pembayaran.

Dilansir Kompas.com, Sabtu (23/3/2019), pemberlakuan dan penerapan uang elektronik sebagai alat pembayaran ini adalah sah sesuai Peraturan Bank Indonesia (BI) Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektronik.

Pada peraturan tersebut tertulis bahwa uang elektronik adalah instrumen pembayaran yang memenuhi unsur nilai uang, meski disimpan secara elektronik dalam suatu media, seperti server atau chip.

Pergeseran penggunaan alat pembayaran ini ternyata diterima baik oleh masyarakat. Ini terbukti dari meningkatnya jumlah transaksi penggunaan uang elektronik dari waktu ke waktu.

Seperti yang dilansir dari Kontan.co.id, Minggu (13/1/2019), hingga akhir November 2018, total transaksi uang elektronik di Indonesia mencapai Rp 5,19 triliun atau naik 216,46 persen dibandingkan pada November 2017.

Kenaikan tersebut tak terlepas dari banyaknya pilihan penyedia layanan uang elektronik.

Dari data BI tercatat, hingga saat ini ada 37 penyelenggara layanan uang elektronik. Salah satunya Sakuku dari PT Bank Central Asia (BCA).

Aplikasi yang masuk ke dalam kategori e-wallet atau dompet digital ini memiliki fitur-fitur yang akrab dengan kehidupan sehari-hari.

Mulai dari payment, transfer, isi pulsa, pembelian voucher game hingga bayar patungan (split bill) semua bisa dilakuikan dalam satu genggaman.

Kecanggihan dompet digital tersebut pun makin terasa saat Anda melakukan transaksi pembayaran dan transfer.

Hal tersebut dikarenakan Sakuku sudah menerapkan teknologi QR code yang memudahkan pengguna saat melakukan payment dan transfer. Jadi tinggal scan, beres.

Selain mengusung fitur teknologi terkini, aplikasi dompet digital ini juga telah bekerja sama dengan puluhan ribu merchant fisik maupun online, mulai dari makanan hingga yang mendukung gaya hidup.

Lantaran kerja sama tersebut, kini Sakuku sering kali menyediakan banyak promo menarik yang bisa dilihat di sini.

Jadi, dengan adanya aplikasi dompet digital yang multifungsi seperti Sakuku ini, segala kebutuhan mulai dari makan, belanja, isi pulsa, voucher game, hingga transfer uang bisa Anda lakukan langsung dari smartphone.

Ketinggalan atau lupa membawa dompet, pun kini bukan lagi masalah.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com