Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Saat Ini Ekspor di Negara Manapun Melemah

Kompas.com - 12/06/2019, 13:48 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, saat ini seluruh dunia tengah mengalami kemerosotan ekspor. Perang dagang antara AS dan China bisa dibilang menjadi salah satu penyebab utamanya.

Hal ini tentu akan berdampak pada neraca perdagangan secara global, termasuk Indonesia yang kena imbas.

"Tidak ada satupun negara yang bisa saya katakan meningkat (ekspornya)," ujar Enggar di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (12/6/2019).

Walaupun ekspor tidak turun, beberapa negara mengalami stagnan. Dengan turunnya ekspor dan terganggunya neraca perdagangan, maka akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Akibat Perang Dagang, Ekspor Indonesia Merosot

Enggar menambahkan, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memproyeksi pertumbuhan tahun ini sebesar 2,6 persen. sementara pada 2017 sebesar 4 persen dan 2018 sebesar 3,6 persen. Dari tahun ke tahun, pertumbuhannya melambat.

"Hal ini menunjukkan mengenai menurunnya daya beli dari seluruh negara, satu sama lain akan saling kena," ucap Enggar.

Enggar mencontohkan perusahaan teknologi Huawei yang terdampak perang dagang AS dan China. Produsen komponen di AS dan Eropa ditutup sehingga produksi dan distribusinya menurun.

Dampaknya, dikenakan tarif tambahan sehingga harganya jadi naik. Jika harga naik, tentu terjadi inflasi. Hal ini pun mempengarui daya beli masyarakat sehingga terus turun dan permintaan ekspor juga terganggu.

Baca juga: April 2019, Ekspor Indonesia Merosot

Kondisi tersebut membuat Indonesia menentukan prioritas dalam membuka pasar baru. Di sisi lain, Kemendag juga mempercepat penyelesaian perjanjian bilateral maupun multilateral terkait ekspor.

"Kita jaga langganan, kita jaga market yang ada, dan kita percepat seluruh perjanjian. Kalau tidak di tahun depan kita akan sangat tertinggal," kata Enggar.

"Kita saksikan negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, sangat agresif. Dan kita harus ikuti itu," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com