Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat Perbenihan Berbasis Korporasi, NTB Hasilkan 6.000 Ton Benih Padi

Kompas.com - 20/06/2019, 08:00 WIB
Anissa DW,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu wilayah percontohan program pengembangan perbenihan tanaman pangan berbasis korporasi. Melalui program tersebut, NTB mampu menghasilkan 6.000 ton benih padi bersertifikat.

Varietas yang dihasilkan adalah Inpari 30, Inpari 32, Inpari 33 dan Situbagendit di areal seluas 1.500 hektar (ha), yang terdiri dari 1.300 ha padi sawah dan 200 ha padi gogo.

Salah satu kelompok yang melaksanakan program tersebut adalah Kelompok Penangkar Benih (KPB) Lestari Desa Monjok, Kecamatan Selaparang, Mataram, NTB.

Pada 2018 lalu, KPB ini mampu menghasilkan benih padi sawah varietas Inpari 32 sebanyak 101,6 ton di areal seluas 50 ha.

Baca jugaTingkatkan Indeks Pertanaman, Kementan Bangun 2.358 Irigasi Perpompaan

Menurut Ketua KPB Lestari Sahnim, keuntungan dari program tersebut adalah kapasitas meningkat, meringankan biaya produksi, serta kepastian pemasaran hasil produksi benih.

"Melalui kegiatan ini kami berharap penyediaan benih bersertifikasi di wilayah sendiri mampu menjadikan petani lebih mandiri," ucap Sahnim dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (19/6/2019).

Dia mengaku, anggota KPB yang diketuainya merasa sangat diuntungkan dengan adanya program tersebut. Sebab, dalam kegiatan itu, produsen benih diatur untuk bertanggung jawab menjamin benih yang terkumpul dari penangkaran mitranya.

"Dengan adanya kerja sama, salah satunya dengan PT Pertani, anggota KPB Kamo merasa sangat diuntungkan karena disamping mampu menyediakan kebutuhan benih untuk kelompok mereka sendiri juga dapat dijual ke PT Pertani," terang Sahnim.

Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Takdir Mulyadi saat melakukan kunjungan lapangan Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB)Dok. Humas Kementerian Pertanian RI Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Takdir Mulyadi saat melakukan kunjungan lapangan Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB)

Baca jugaHadapi Industri 4.0, Kementan Siapkan Mesin Pemanen dari Negeri Sakura

Kementerian Pertanian (Kementan) memang tengah mencanangkan pengembangan perbenihan tanaman pangan berbasis korporasi. Fokus utamanya adalah kegiatan produksi benih padi bersertifikat.

Program ini merupakan upaya untuk menjawab tantangan peningkatan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, yang memenuhi sasaran 6 tepat, yakni varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi, dan harga.

Menurut Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Takdir Mulyadi, pengembangan perbenihan berbasis korporasi tersebut adalah bentuk pengembangan dari nawacita desa mandiri benih yang pernah dicanangkan pemerintah. Tujuannya agar petani dapat memenuhi kebutuhan benih sendiri.

Selain itu, menurut dia, program itu tidak hanya sebatas memberikan bantuan kepada kelompok tani. Lebih jauh, pemerintah juga memberikan pendampingan secara aktif serta membuka peluang kemitraan antara petani dengan swasta.

"Dengan skala ekonomi yang luas, tentunya akan memberikan manfaat yang lebih," terang Takdir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com