Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Pajak Barang Mewah Turun, Pencarian Rumah Mewah Meningkat

Kompas.com - 08/07/2019, 08:41 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan aturan baru tentang pajak hunian mewah ternyata cukup mendorong minat pencarian rumah mewah di portal properti Lamudi.co.id.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 86 Tahun 2019 memberi insentif Pajak Penghasilan kelompok hunian mewah, dari 5 persen turun menjadi 1 persen.

Selain itu, dalam PMK Nomor 92/PMK.03/2019, harga ambang rumah mewah direvisi dari Rp 20 miliar menjadi 30 miliar per unit.

Bersamaan dengan pemberlakuan aturan baru tersebut sekitar Juni-Juli 2019, berdasarkan data Lamudi, tren pencarian rumah dengan harga di atas Rp 10 miliar meningkat 2 persen hingga 4 persen. Utamanya rumah di kawasan elit seperti Menteng, Kemang, dan Pondok Indah.

Baca juga: Biar Rumah Tusuk Sate Tak Bikin Sial, Lakukan Ini

Commercial Director Lamudi.co.id Menurut Yoga Priyautama mengatakan, kebijakan baru tentang insentif pajak barang mewah tersebut dapat memberikan angin segar terhadap bisnis properti, terutama di kelas atas. 

“Selama ini banyak pengembang yang kesulitan untuk memasarkan rumah di segmen atas, bukannya karena minimnya daya beli, tetapi karena kondisi situasi politik yang masih belum stabil,” kata Yoga dalam keterangan tertulis, Senin (8/7/2019). 

Yoga mengatakan, empat tahun belakangan banyak pengembang yang tidak ingin mengambil resiko. Ia berharap diberlakukannya aturan tersebut diharapkan dapat membantu kepercayaan diri pengembang untuk membangun produk properti di segmen atas. Sebab, produk ini dapat memberikan margin keuntungan yang cukup besar kepada developer.  

"Mereka lebih banyak mengeluarkan produk yang menyasar kelas menengah karena segmen ini tidak terpengaruh dengan situasi politik dan ekonomi,” kata Yoga. 

Di Portal properti Lamudi.co.id, jumlah iklan rumah di Jakarta dengan harga di atas Rp 10 miliar ada sekitar 13.757 listing yang tersebar di berbagai kawasan elit, seperti Pondok Indah, Menteng, Kemang, Puri Indah, Kebayoran Baru dan lain-lain.    

Baca juga: Rumah Mewah di Bawah Rp 30 Miliar Dibebaskan dari Pajak Barang Mewah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com