Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Produk Lokal Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri...

Kompas.com - 11/07/2019, 06:47 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai merek lokal mulai meramaikan pasar fashion di Indonesia. Dari segi kualitas pun tak kalah saing dari brand impor yang sudah lebih dulu digandrungi.

Konsumen lini fashion lokal ini didominasi kalangan milenial.

Pendiri Local Pride Indonesia, Findy melihat adanya perbaikan dari segi marketing dan juga kualitas produk lokal. Ditambah lagi dengan harganya yang relatif terjangkau.

Menurut dia, influencer cukup punya peranan penting dalam menaikkan "derajat" produk lokal di pasaran.

Baca juga: Ini Merek-merek yang Paling Banyak Pasang Iklan Outdoor

"Produk lokal saat ini semakin diminati oleh para milenial tidak lepas dari para influencer yang mengkampanyekan produk lokal dan akun media produk lokal yang semakin bertambah," ujar Findy kepada Kompas.com, Selasa (9/7/2019).

Local Pride Indonesia merupakan media informasi sekaligus gerakan untuk mendukung merek-merek lokal yang baru berdiri selama satu tahun.

Setiap harinya, media ini mengunggah foto-foto produk dari lini fashion lokal, terutama produk yang baru diluncurkan. Pengikutnya yang mencapai 80.000 akun menandakan bahwa banyak yang ingin selalu mendapatkan update soal produk-produk lokal yang lagi hype saat ini.

Findy mengatakan, Local Pride Indonesia memang tak mencatat berapa persen kenaikan pembelian merek lokal di Indonesia.

"Tapi dapat kami perkirakan sekitar lebih dari 50 persen," kata Findy. 

Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Sandang Predikat Merek Paling Mahal

Sejumlah merek lokal diketahui menunjukkan wajah baru mereka dengan melakukan rebranding. Sebut saja Compass yang melakukan rebranding dan berkolaborasi dengan influencer Bryant Notohadihardjo untuk salah satu produk terbarunya.

Sepatu yang diberi nama Compass Bravo itu diproduksi terbatas, hanya 100 pasang dan dijual dengan harga Rp 398.000.

Kolaborasi tersebut bisa dibilang mencetak sukses besar. Dalam 90 menit, sepatu tersebut ludes terjual di Jakarta Sneaker Day 2019, Februari lalu.

Findy mengatakan, rebranding bisa menjadi salah satu strategi merek lokal untuk menggaet pasar baru. Namun, tidak menjamin kesuksesan suatu merk untuk mencapai target mereka.

"Rebranding tergantung konsep yang ditawarkan itu lebih baik atau lebih buruk," kata Findy.

Hal lain yang mempengaruhi penjualan produk lokal adalah strategi pemasaran dari produk tersebut. Oleh karena itu, PR besar merek-merek lokal agar dilirik pasar fashion Indonesia yakni menawarkan konsep yang memang diminati oleh konsumen.

Dari segi produk, kata Findy, sepatu dan jaket yang paling banyak digandrungi milenial. Sebab, keduanya memang aksesoris yang selalu dipakai sehari-hari. Desain yang disenangi pun tak neko-neko, cenderung sederhana dengan sentuhan klasik.

"Melihat dari brand yang booming sekarang kriteria yang disukai cenderung simpel, klasik dan konsep vintage," kata Findy.

Baca juga: 12 Merek Paling Populer Tahun 2018: dari Vans hingga Gucci

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Whats New
Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Whats New
Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Whats New
Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Whats New
Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com