Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak 2015, Angka Ketimpangan Indonesia Terus Turun

Kompas.com - 15/07/2019, 18:15 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur dengan gini rasio sebesar 0,382.

Angka tersebut lebih rendah 0,002 poin jika dibandingkan dengan rasio gini September 2018 yang sebesar 0,384 dan menurun 0,007 poin jika dibandingkan dengan rasio gini Maret 2018 yang sebesar 0,324 poin.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan secara nasional rasio gini Indonesia konsisten turun sejak Maret 2015, meski selama periode 2012 hingga September 2014 angka rasio gini Indonesia cenderung fluktuatif.

"Mulai Maret 2015 hingga Maret 2019 nilainya (rasio gini) terus menurun. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama periode Maret 2015-Maret 2019 terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Indonesia," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (14/5/2019).

Baca: Seberapa Parah Ketimpangan Ekonomi di Indonesia?

Adapun secara perbandingan desa-kota, rasio gini di daerah perkotaan Indonesia pada Maret 2019 tercatat sebesar 0,392, naik dibanding rasio gini September 2018 yang sebesar 0,391. Sedangkan dibanding dengan Maret 2018, angka rasio gini tersebut menurun dari yang sebelumnya sebesar 0,401.

Adapun di daerah pedesaan, angka rasio gini Maret 2019 tercatat sebesar 0,317 atau lebih rendah dibanding September 2018 yang sebesar 0,319, juga lebih rendah dari rasio gini Maret 2018 yang sebesar 0,324.

Sementara, berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah di Indonesia sebesar 17,71 persen. Artinya, pengeluaran penduduk pada MAret 2019 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Adapun jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan distribusi pengeluaran kelompok 40 persen terbawah sebesar 16,93 persen yang berarti tergolong pada kateori ketimpangan sedang.

"Sementara untuk daerah pedesaan, angkanya tercatat sebesar 20,59 persen, yang berarti tergolong pada angka ketimpangan rendah," ujar Suhariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com