Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harganya Terus Naik, Rokok Jadi Penyebab Kemiskinan di Indonesia

Kompas.com - 15/07/2019, 20:30 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat kemiskinan Indonesia pada Maret 2019 sebesar 9,41 persen atau setara dengan 25,14 juta penduduk.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, harga rokok merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan. Pasalnya, harga rokok filter setiap tahunnya terus meningkat dan mengalami inflasi setidaknya 0,01 persen setiap bulan.

Harga rokok memiliki andil terhadap kemiskinan sebesar 11,38 persen untuk wilayah pedesaan dan sebesar 12,22 persen di perkotaan.

"Rokok kontribusinya pelan-pelan naik. Karena setiap bulan inflasinya 0,01 persen. Tapi kalau rokok naik kok tetap ngga ada yang komplain," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (15/7/2019).

Baca juga: Sri Mulyani: Saatnya Indonesia Jadi Negara Maju, Lepas dari Kemiskinan

Selain rokok, beras yang merupakan bahan pangan pokok juga berkontribusi pada angka garis kemiskinan. Untuk daerah perkotaan, kontribusi harga beras terhadap angka garis kemiskinan sebesar 20,59 persen dan di pedesaan sebesar 25,97 persen.

Selain itu, perumahan, bensin dan listrik berturut-turut juga menjadi kontributor terbesar terhadap angka garis kemiskinan, dengan masing-masing secara berturut-turut memiliki persentase sebesar 8,16 persen di perkotaan, 7,26 persen di pedesaan untuk perumahan, kemudian 4,28 persen di perkotaan dan 3,5 persen di pedesaan untuk bensin, dan listrik sebesar 3,8 persen di perkotaan dan 2,04 persen di pedesaan.

Baca juga: Menimbang Kemiskinan Pedesaan

BPS pun melaporkan penduduk miskin di perkotaan pada September 2018 turun sebesar 6,89 persen menjadi 6,69 persen di Maret 2019. Penurunan itu juga terjadi di pedesaan menjadi 12,85 persen dari September 2018 yang sebesar 13,10 persen. 

Adapun secara jumlah, penduduk miskin di perkotaan turun dari 10,13 juta orang pada September 2018 menjadi 9,99 juta orang pada Maret 2019. Kemudian perdesaan turun menjadi 15,15 juta orang dari 15,54 juta orang pada September 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com