Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Sodetan Sungai Jadi Alternatif Petani di Indramayu Hadapi Musim Kemarau

Kompas.com - 18/07/2019, 08:18 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Petani di Desa Sindangkerta, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu punya cara khusus untuk menghadapi musim kemarau agar lahan sawahnya tidak mengalami gagal panen.

Adapun caranya adalah dengan membuat sodetan sungai supaya air mengalir ke sawah-sawah.

Kepala Seksi (Kasie) Mitigasi Iklim, Subdirektorat Iklim, Konservasi Air dan Lingkungan Hidup, Direktorat Irigasi Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dyah Susilokarti menilai inovasi itu datang langsung dari para petani.

"Kelompok Tani (Poktan) Sri Lestari II di Desa Sindangkerta yang berinisiatif membuat sodetan tersebut," tuturnya.

Baca juga: Bawa Solusi Harga Gabah Kering, Petani Indramayu Antusias Sambut Mentan

Dengan cara tersebut, petani memanfaatkan air dari saluran pembuangan di Kali Pararel Kumpul Kuista.

Mereka membuat saluran sodetan sepanjang 36 meter (m) dengan terpal dan air yang didistribusikan melalui saluran air sepanjang 750 sentimeter (cm), lebar 120 cm dan kedalaman 50 cm. Ujung saluran pun berada pada posisi 750 meter dari ujung sodetan.

"Walaupun sumber air lebih rendah dari lahan, tetapi debit besar (sekitar 6 liter per detik) sehingga mampu mencapai lokasi sejauh lebih kurang lebih 1 kilometer (km)," ujar Dyah.

Kreativitas dari poktan ini terpantau oleh Kementerian Pertanian (Kementan) ketika Tim Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian melakukan monitoring kekeringan di wilayah Pantura. 

Baca juga: Cegah Kekeringan, Kementan Fokus Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Air

Menurut Ketua Poktan Sri Lestari, Tasmad saluran air tersebut dibuat dengan dana swadaya masyarakat Rp15 juta dan dalam waktu kurang dari 1 bulan sudah menampakkan hasil yang menggembirakan.

Dampaknya lahan seluas 200 hektar (ha) sudah dapat diairi dan melakukan tanam padi. Meskipun demikian, air yang dialirkan tidak dibuat maksimal.

"Hal itu karena debit yang besar dan jaringan irigasinya masih sederhana (belum di-lining) sehingga dapat menyebabkan lahan sawah yang dilalui kebanjiran (kalau dibuat maskimal)," tutur Dyah.

Baca juga: Kementan: Kami Ingin Petani Sejahtera

Petani di Desa Sindangkerta pun berharap air sodetan ini mampu mengairi 160 ha di Desa Kapringan dan 100 ha di Desa Singakerta. Jadi, total luasan yang dapat diairi sebanyak 460 ha dengan adanya sodetan sungai.

Tak hanya itu, sewa lahan pertanian di Desa Sindangkerta juga menjadi meningkat karena lahan menjadi optimal untuk ditanami.

“Padahal, sebelum dibuat saluran air, sewa lahan di sini hanya Rp 300.000 per bahu, sekarang menjadi Rp 7 juta per bahu. Tentunya ini menguntungkan petani," pungkas Dyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com