Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Suku Bunga Acuan BI Bakal Turunkan Bunga Kredit Bank, Kapan?

Kompas.com - 19/07/2019, 06:44 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen pada Kamis, (18/7/2019).

Dengan diturunkannya suku bunga acuan BI, diharapkan bakal turut menarik turun suku bunga kredit perbankan. Sebab, dengan dipangkasnya suku bunga oleh bank sentral, biaya dana bank (cost of fund) bank juga bakal turun.

Cost of fund adalah biaya yang dibutuhkan bank untuk memperoleh simpanan setelah ditambah dengan cadangan wajib yang ditentukan oleh pemerintah juga bakal turun.

Lalu, kapan pemangkasan suku bunga bakal tetransmisikan dalam bentuk penurunan suku bunga kredit bank?

Baca juga: BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen

VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menjelaskan, pemangkasan suku bunga BI akan direspon terlebih dahulu oleh suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) sebelum akhirnya berpengaruh pada suku bunga kredit.

Umumnya, waktu  yang dibutuhkan hingga akhirnya pemangkasan suku bunga oleh bank sentral tertransmisikan dalam penurunan suku bunga kredit bank adalah sekitar tiga bulan. Sementara untuk suku bunga deposito bakal memakan waktu yang lebih cepat, yaitu satu bulan.

"Secara best pratice, pada umumnya penurunan suku bunga deposito sekitar 1 bulan sementara transmisi pada suku bunga kredit sekitar 3 bulan, tergantung dari kondisi likuiditas dan risiko kredit masing-masing bank," ujar Josua ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (18/7/2019).

Baca juga: BI Turunkan Suku Bunga, Bagaimana Nasib Bunga Kredit dan Deposito?

Dia menjelaskan, berdasarkan data per April 2019, posisi rata-rata suku bunga deposito perbankan 12 bulan sekitar 6,94 persen sementara suku bunga kredit modal kerja sekitar 10,53 persen.

Adapun Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya mengatakan, selain penurunan suku bunga, BI juga telah melakukan beberapa bauran kebijakan lain untuk memenuhi kebutuhan likuditas perbankan, salah satunya penurunan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) denominasi Rupiah sebesar 50 bps pada bulan lalu.

Dengan demikian, meski tahun lalu BI secara agresif menaikkan suku bunga sebesar 175 bps, dan sejak November 2018 lalu menahannya di level 6 persen, terjadi anomali dengan suku bunga kredit yang justru turun sebesar 23 bps.

Baca juga: Turunkan Suku Bunga, BI Ingin Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Menurut dia dengan kondisi tersebut, respon perbankan terhadap penurunan suku bunga acuan ini bakal lebih cepat.

"Transmisi penurunan suku bunga akan ke deposito dan kredit, apalagi sekarang telah ditambah likduitas bulan lalu yang menambah likuiditas langsung sebesar Rp 26,3 triliun (melalui penurunan rasio GWM). Semestinya bisa lebih cepat penurunan suku bunga deposito maupun kredit," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com