Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thomas Lembong: Kabinet Baru Bakal Langsung Lari...

Kompas.com - 17/10/2019, 21:48 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, pemerintah sudah memiliki sejumlah jurus jitu untuk menggenjot daya saing investasi Indonesia. Program tersebut akan langsung diterapkan mulai hari pertama kabinet baru dilantik.

"Program sudah siap. Tinggal tunggu kabinet baru untuk langsung lari, langsung ngebet dengan dengan program yang sudah disusun," kata Thomas ditemui di ICE BSD, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Thomas belum mau membeberkan secara terperinci program yang telah dicanangkan tersebut. Namun menurut dia, salah satu program yang disiapkan adalah peningkatan daya saing sumber daya saingan (SDM) dalam Indonesia.

"Istilahnya kita punya labour market yang terlalu kaku, vokasinya kurang. Terlalu banyak pekerja kita terjebak di sektor informal," tuturnya.

Baca juga: Kabinet Baru Jokowi, Ini Kriteria Menteri dari Dunia Usaha

Dia menyampaikan, banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah terkait persoalan itu. Mulai memberikan bantuan sosial, jaminan sosial hingga subsidi untuk latihan vokasi supaya pekerja bisa naik kelas.

"Supaya produktivitas bisa lebih tinggi. Itu salah satu program besar kita di periode kedua," jelas dia.

Pria yang akrab dipanggil Tom Lembong ini menuturkan, saat ini memang kualitas SDM Indonesia masih perlu ditingkatkan kemampuan dan kapasitasnya.

"Kekurangan insinyur, dokter, teknisi dan pelaku riset. Yang sudah ada harus tambah terampil lagi. Untuk itu kita mau mengundang misalnya universitas internasional untuk masuk ke sini supaya orang kita tidak usah jauh-jauh ke sana (luar negeri). Sudah dilakukan Vietnam 15 tahun yang lalu. Sudah dilakukan Malaysia 15 tahun lalu. Sudah waktunya kita juga melakukannya," paparnya.

Baca juga: Susunan Kabinet Baru Jokowi Ditunggu Pelaku Pasar, Mengapa?

Diberitakan sebelumnya, tingkat daya saing Indonesia kini terbilang tinggi di kawasan Asia terutama di sekor biaya logistik. Bahkan angkanya mencapai sekitar 24 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengakui atas fakta tersebut. Bahkan Indonesia menanggung beban biaya logistik paling besar dibandingkan negara Asia lainnya.

Di antaranya Vietnam 20 persen, Thailand 15 persen, Malaysia 13 persen, dan serta Jepang dan Singapura maaing-masing sebesar delapan persen. 

"Biaya logistik juga masih tinggi yakni terhadap PDB sebesar 24 persen, maka susah untuk investasi baru (bagi investor) di Indonesia," kata Bambang pada Opening Ceremony Indonesia Transport Supply Chain & Logistics, di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Bambang menuturkan, tingginya biaya logistik membuat para investor enggan menanamkan modal atau berinvestasi. Sehingga kondisi ini juga berdampak pada daya saing Indonesia atau turun.

"Karena biaya logsitik tinggi, pendapatan investor harus berkorban (menyusut)maka dia akan pindah ke negara lain. Maka biaya logsitik Indonesia harus dipangkas," tuturnya.

Baca juga: Airlangga Disebut Calon Menko Perekonomian, Ini Komentar KEIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com