Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ryan Filbert

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Penerima Penghargaan Tokoh Inspiratif Pasar Modal oleh Presiden Joko Widodo

Cara Membeli Saham Tepat Waktu

Kompas.com - 06/12/2019, 11:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Setiap orang tentunya ingin membeli (saham) di harga yang paling murah dan menjualnya di harga yang paling mahal.

Hal ini menunjukkan bahwa seseorang ingin membeli atau menjual dengan presisi (ketepatan). Di mana presisi bisa diraih dari presisi waktu atau presisi harga beli/jual saham.

Oleh karena itu banyak orang berbondong-bondong mencari metode supaya bisa presisi, baik presisi waktu maupun presisi menetapkan harga jual/beli saham.

Namun berita buruknya adalah tidak ada alat, cara, atau metode yang selalu presisi dalam menentukan waktu maupun harga jual/beli suatu saham.

Tapi, jika Anda memberikan toleransi dalam menentukan waktu maupun harga jual/beli yang tidak selalu presisi, maka terdapat banyak cara.

Pesan penting pertama adalah jangan pernah mempercayakan uang Anda di pasar modal pada sebuah alat (tools) yang banyak ditawarkan perusahaan di luar sana yang selalu menjanjikan keuntungan yang pasti. Sebab hal yang demikian tidak akan pernah ada.

Umumnya, banyak orang kapok dan berhenti berinvestasi akibat kehilangan uang (merugi) ketika mempercayakan uang dan harapannya pada alat (tools) yang menjanjikan keuntungan tersebut.

Baca juga : 5 Hal Penting untuk Jadi Trader Saham

Ketika Anda berusaha mencari presisi waktu atau harga saat trading (berdagang) saham, maka Anda akan memerlukan indikator.

Indikator dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu lagging indicator dan leading indicator.

Leading indicator adalah indikator yang memberikan sinyal sebelum terjadi suatu peristiwa di perdagangan saham.

Sedangkan, lagging indicator adalah indikator yang memberikan sinyal ketika sudah terjadi suatu peristiwa di perdagangan saham.
Sinyal yang dihasilkan lagging indicator lebih terlambat dibandingkan leading indicator.

Leading indicator tidak lebih unggul daripada lagging indicator.
Leading indicator hanya mengidentifikasi sinyal lebih awal dibandingkan lagging indicator.
Sinyal yang muncul lebih dini/lebih dulu terkadang memberikan sinyal yang error.

Contoh, sebuah indikator gempa mengidentifikasi akan terjadinya tsunami, tapi bukan berarti munculnya sinyal tersebut memastikan akan terjadi tsunami.

Hal yang lebih penting dari sebuah trading/perdagangan saham bukanlah sinyalnya, melainkan konsekuensi hasil keputusan Anda ketika memilih bertindak berdasarkan tanda sinyal tersebut.

Banyak orang fokus mencari alat atau indikator trading tanpa mengetahui atau mengerti kelemahan dari setiap alat/indikator atau suatu metode.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

Work Smart
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com