Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Pemerintah Diprediksi Naik Lagi Bulan Ini

Kompas.com - 22/02/2020, 13:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Posisi utang pemerintah sampai akhir Januari 2020 sebesar Rp 4.817,55 triliun, naik Rp 39 triliun dibandingkan posisi Desember sebesar Rp 4.778 triliun.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adinegara menjelaskan, ada beberapa indikator yang menunjukkan belum seimbang antara pertumbuhan utang dan produktivitas.

Menurutnya, rasio utang terhadap pendapatan atau debt to services ratio (DSR) pada kuartal IV 2019 berada di angka 26 persen dan masih relatif tinggi dibanding posisi tahun sebelumnya di 25,1 persen.

Baca juga: Januari 2020, Pemerintah Terbitkan Surat Utang Sebesar Rp 68,2 Triliun

“Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan utang luar negeri (ULN) belum di-support oleh kenaikan penerimaan dari sisi ekspor, dan devisa lain (pariwisata),” ujar Bhima pada Kontan.co.id, Jumat (21/2/2020).

Indikator kedua adalah rasio kepemilikan asing pada surat utang yang mencapai 38,5 persen. Angka ini tertinggi dibandingkan negara Asia lainnya.

Menurut Bhima, jika ketidakpastian meningkat, kondisi ini akan memicu gejolak pada sektor keuangan akibat keluarnya hot money dari pasar surat utang.

Selain itu, Bhima memprediksi DSR akan mengalami peningkatan karena kegiatan ekspor mengalami penurunan 3,71 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada bulan Januari 2020.

“Penerimaan devisa dari pariwisata juga anjlok seiring dampak virus corona. DSR diperkirakan berada di 28-30 persen pada akhir 2020,” ujar Bhima.

Baca juga: Bertambah, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 5.538 Triliun

Kemudian, Bhima melihat ada tanda penerimaan negara cukup rendah di bulan Januari sehingga defisit melebar ke angka Rp 36 triliun.

Dengan begitu, Bhima memperkirakan utang pemerintah pada bulan Februari akan naik menjadi Rp 5.000 hingga Rp 5.150 triliun sebagai konsekuensi menutup pelebaran defisit anggaran.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fitrha Faisal mengatakan, peningkatan utang masih dalam rentang yang wajar dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Memang jika dari penambahan nilai absolutnya besar, tapi kalau dilihat dari porsinya terhadap GDP (gross domestic product) ini masih 30 persen, masih aman,” ujar Fithra.

Fithra mengatakan, jika utang tersebut digunakan untuk hal-hal yang produktif maka itu bukan menjadi suatu masalah. Fithra melihat utang luar negeri sudah digunakan dari sisi market melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan sumber-sumber yang lain.

Baca juga: Pemerintah Tarik Utang Lewat Lelang SUN Rp 15 Triliun Pekan Depan

Untuk bulan Februari, Fithra memprediksi pemerintah masih akan tetap mengupayakan aktivitas front loading, yang kemungkinan akan terjadi sedikit peningkatan utang meskipun tidak terlalu signifikan.

Menurutnya akan ada penambahan utang sekitar Rp 20 triliun hingga Rp 30 triliun di antara bulan Februari dan Maret.

“Saya melihat turunnya suka bunga Bank Indonesia dan potensi turunnya The Fed, untuk memanfaatkan momentum ini menerbitkan obligasi ya sekarang, daripada nanti lebih mahal lagi,” ujar Faisal. (Umar Tusin)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Para Ekonom memprediksi utang pemerintah akan naik lagi di Februari 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com