Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU: Sanksi Rp 25 Miliar untuk Pelaku Kartel yang Hambat Impor

Kompas.com - 08/04/2020, 19:06 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Guntur Saragih mengatakan, pihaknya dapat menyeret para pelaku usaha ritel yang terbukti dengan sengaja menghambat proses terbitnya realisasi Surat Perizinan Impor (SPI) ke pengadilan.

Adapun sanksi perdata akan diterima oleh pelaku usaha ritel tersebut dengan nominal yang dibayarkan sebesar Rp 25 miliar.

"Kepada pelaku usaha yang melakukan persengkongkolan kartel dengan beberapa pelaku usaha lain jika memang bersepakat akan menetapkan untuk menunda atau menghambat terjadinya realisasi bagi pelaku SPI tentunya akan menjadi poin penegakkan hukum di KPPU," ujar Guntur dalam konferensi video, Rabu (8/4/2020).

Baca juga: KPPU Ingatkan Importir untuk Realisasikan Impor Bawang Putih

"Jika memang terbukti, maka KPPU bisa memberikan aset penegakkan penyidikan, kemudian masuk ke persidangan dan memberikan sanksi sesuai dengan UU maksimum Rp 25 miliar," tegasnya.

Pasalnya, pada 3 April 2020, berdasarkan hasil kajian dan penelaahan data, KPPU menemukan harga gula pasir di pasar tradisional kini di atas harga eceran tertinggi (HET) pemerintah sebesar Rp 12.500 per kilogram (kg) di 34 provinsi.

Bahkan, ada harga gula yang menyentuh Rp 18.000 per kg.

"Persoalannya memang kita pahami, gula putih itu ada memang produksi dalam negeri, beda dengan bawang putih. Kalau bawang putih, itu memang dari impor. Untuk gula putih ada produksi dalam negeri, namun kita pahami juga produksi petani tebu kita itu mayoritas ada di semester kedua," jelasnya.

Lebih lanjut, Guntur menjelaskan, pada semester I 2020, pasar masih mengandalkan stok impor gula 2019 yang masih ada.

"Namun kita pahami, SPI-nya (Surat Perizinan Impor) baru terbit di Maret, untuk 400.000 lebih. Tentunya dari SPI butuh waktu realisasi," katanya.

Baca juga: Pemerintah Buka Keran Impor Bawang Putih, Ini Kata KPPU

Guntur menilai, ada dua kerugian apabila realisasi pemenuhan kebutuhan bahan pokok itu terlambat atau berkurang.

Pertama, harga tetap tinggi bahkan KPPU melihat ada kebijakan untuk beberapa retail untuk memberikan pembatasan jumlah pembelian.

Menurut dia, pembatasan pembelian tersebut merupakan tindakan mengendalikan harga.

"Karenanya kita tidak hanya mendorong SPI, bahkan bila dibutuhkan perusahaan negara seperti Bulog bisa diberikan dukungan untuk merealisasikan impor," ujarnya.

Baca juga: KPPU Minta Pemerintah Tak Hambat Permintaan Impor Bawang Putih, Mengapa?

KPPU berharap kondisi adanya wabah virus corona (Covid-19) ini, masyarakat tidak dibebani dengan mahalnya harga serta tidak ada kejadian ketika petani tebu mengalami anjloknya harga karena pasokan gula berlebihan. 

"Makanya kita mendorong agar terjadi realisasi impor secepatnya agar tidak terjadi kenaikan harga saat wabah, puasa dan Lebaran," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Whats New
Menteri KP 'Buka-bukaan' soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Menteri KP "Buka-bukaan" soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com