Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Belva Mundur Jadi Stafsus Presiden | Belajar "Tanpa Guru" | Pandemi Covid-19 di Jerman

Kompas.com - 25/04/2020, 14:39 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA--Setelah menuai kritik dari banyak pihak, tanpa diduga, Belva Devara mengundurkan diri jadi Staf Khusus Presiden RI. Hal itu ditenggarai karena adanya masalah dugaan konflik kepentingan.

Kehadiran stafsus muda ini awalnya memang sebuah harapan: karena dianggap dapat membantu presiden dalam menjalankan program lima tahun ke depan.

Akan tetapi yang sedari awal sudah diingatkan publik, yakni mereka tidak diwajibkan mundur dari jabatan di perusahaannya.

Sampai akhirnya program Kartu Prakerja dimulai dan menimbulkan beragam pertanyaan ketika perusahaan yang dipimpin Belva melalui Skill Academy ditunjuk untuk menjalankan itu.

Selain kabar mengenai mundurnya Belva Devara, masih ada konten menarik lainnya seperti efisiensi belajar dari rumah di mana murid seakan belajar tanpa kehadiran guru hingga catatan bagaimana Jerman merespon pandemi covid-19.

Berikut 5 konten menarik dan terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Belva Mundur, Sindiran bagi Menteri dan Stafsus Berkonflik Kepentingan

Kompasianer Bobby menilai, meskipun Ruang Guru memang startup yang layak terpilih sebagai mitra Kartu Prakerja, posisi Belva sebagai CEO Ruang Guru sekaligus staf khusus Presiden Joko Widodo menimbulkan konflik kepentingan yang tak terhindarkan.

Namun, ketika membaca unggahan Belva lewat akun Instagram miliknya, Kompasianer Bobby melihat ada upaya Belva untuk juga menyikapi keberadaan Ruang Guru sebagai salah satu mitra Kartu Prakerja.

Dimulai dari mundurnya Belva dari jabatan Stafsus, barulah Kompasianer Bobby ingin melebarkan pokok bahasan menjadi sindiran bagi sejumlah menteri dan stafsus Jokowi.

"Mendapatkan keuntungan material, kemudahan akses, serta pengakuan sebagai dampak dari posisi sebagai "orang dekat penguasa" sejatinya adalah tiga hal manis yang sayangnya tak etis," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Belajar "Tanpa Guru" di Masa Pandemi, Apa Hasilnya?

Setelah berjalannya kegiatanbelajar dari rumah ini, terlebih dibantu dengan tayangan pembelajaran dari TVRI untuk belajar, kita masih menunggu apa hasil yang sudah didapat selama ini?

Kompasianer Felix Tani bahkan membuat frasa "belajar tanpa guru" seperti sekarang ini mirip kisah-kisah pada buku silat yang terbit pada masa-masa 1970-an.

Pada masa itu, tulisnya, marak penjualan buku-buku beladiri dengan judul senada antara lain "Karate Tanpa Guru", "Jiujitsu Tanpa Guru", dan "Kung Fu Tanpa Guru".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com