Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pastikan Kebutuhan Pokok Aman, Kementan Perbaiki Alur Distribusi

Kompas.com - 02/05/2020, 13:16 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sedang memperbaiki alur distribusi kebutuhan pokok.

Perbaikan itu dilakukan dengan melakukan kerja sama antarkementerian dan lembaga lain seperti Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Ini perintah Bapak Presiden supaya semua kementerian bekerja sama menutup defisit. Artinya, tidak mengunci dan membuat rintangan terhadap distribusi pangan,” ujar Mentan dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/5/2020).

Meski demikian, ia memastikan bahwa sebelas kebutuhan bahan pokok nasional saat ini dalam kondisi aman dan terkendali.

Baca juga: Kementan Perkirakan Produksi Beras Indonesia Surplus 6,4 Juta Ton

Kesebelas bahan pokok itu di antaranya adalah beras, daging, minyak, telur, bawang, cabai, dan Gula.

Syahrul melanjutkan, saat ini tidak ada kesulitan atau persoalan mengenai sembako karena pemerintah sudah menghitung neraca stok pangan yang ada dengan tepat.

"Insyaallah kalau masyarakat tidak panik dan tidak ada pedagang yang memainkan situasi ini, maka kebutuhan kita semua benar-benar aman," ujar dia SYL.

Optimis dengan kinerja pemerintah

Sementara itu, Pengamat Politik dan Ketahanan Pangan Indonesia Tjipta Lesmana mengaku optimistis dengan kerja keras para petani dan pemerintah.

Baca juga: Kementan Integrasikan Aplikasi Peta Ekspor ke Pasar Digital Global

Menurut Tjipta, optimisme itu didukung oleh kolaborasi semua pihak dalam memproduksi pangan guna memenuhi ketersediaan bahan pokok selama darurat pandemi, Bulan Ramadhan, hingga lebaran.

"Saya percaya kebutuhan bahan pokok untuk rakyat saat ini lebih dari cukup. Beras, daging, telur, dan lain-lain sudah disiapkan Kementan sejak lama,” kata dia.

Terkait perbaikan distribusi, Tjipta setuju dengan rencana tersebut yang nantinya akan mengutamakan mereka yang berada digaris kemiskinan.

“Masalah perut tidak boleh disepelekan karena bisa berdampak pada kekacauan sosial secara besar,” imbuh dia.

Baca juga: Cegah Kekurangan Pangan Selama Pandemi Covid-19, Kementan Luncurkan ATM Pertanian Sikomandan

Hal itu, sambung Tjipta, karena insting untuk mempertahankan hidup adalah yang terkuat dalam diri setiap manusia.

Untuk itu, perlu dilakukan pendatatan secara detail dan terperinci hingga level desa paling ujung.

Tjipta ingin agar persoalan itu wajib dihitung keseluruhan agar rekap setiap wilayah bisa dimiliki pemerintah pusat dan daerah, sehingga dapat segera dilakukan pendistribusian.

"Jika pandemi berkepanjangan, apalagi sampai Juli dan September mendatang, kecukupan pangan menjadi tantangan terberat bagi pemerintah,” ujar dia.

Baca juga: Kementan Ingatkan Perusahaan Mitra untuk Membeli Ayam dari Peternak Mandiri

Menurut Pengamat Politik dan Ketahanan Pangan Indonesia itu, pemeritahan harus sudah siap menghadapi kemungkinan terburuk pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

“Sekali lagi, saya mendukung kerja kerasnya, terutama dalam penyediaan dan pendistribusian kebutuhan bahan pokok secara merata," ujar Tjipta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com