Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Setengah Abad Indonesia Bisa Swasembada Gula

Kompas.com - 25/05/2020, 15:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Alih-alih mewujudkan mimpi swasembada gula yang digaungkan sejak Orde Baru, Indonesia malah terus menerus jadi importir gula. Tren impornya bahkan cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Jangankan mengurangi impor, polemik gula yang rutin setiap tahun saja sulit teratasi. Pasokannya yang seringkali langka, hingga harganya yang melampung tinggi di tingkat pedagang.

Tahun 2014 impor gula tercatat sebesar 2,93 juta ton, lalu pada tahun 2015 naik menjadi 3,36 juta ton. Tren kenaikan impor terus berlanjut yakni tahun 2016 impornya sebesar 4,74 juta ton, tahun 2017 sebesar 4,47 juta ton, tahun 2018 sebesar 5,02 juta ton, dan 2019 sebesar 4,09 juta ton.

Diberitakan Harian Kompas, 17 Februari 1972, Direktur Jenderal Perkebunan Brigjen Muluk Lubis menyampaikan target swasembada gula 1980. Dengan perkiraan penduduk 150 juta jiwa dan rata-rata konsumsi 10 kilogram per kapita setahun, Indonesia menargetkan produksi gula 1,5 juta ton.

Baca juga: Ironi Gula, Eksportir era Hindia Belanda, Jadi Importir Usai Merdeka

Sekitar 3,5 bulan kemudian, Menteri Pertanian Prof Tojib Hadiwidjaja menyampaikan target yang lebih optimistis, Indonesia akan mencapai swasembada dengan produksi 1,08 juta ton tahun 1974.

Enam tahun lebih cepat dari rencana semula. Sebanyak 80.000 ton di antaranya bahkan direncanakan akan diekspor. Dua tahun kemudian, rencana ekspor gula tak terpenuhi.

Produksi gula 1974 diklaim mencapai 1,08 juta ton. Namun, target swasembada menghadapi tantangan peningkatan konsumsi. Ketika itu, konsumsi gula per kapita disebut telah mencapai 10 kg per tahun atau jauh dari perkiraan semula yang 6,5 kg per tahun.

Empat tahun kemudian, cita-cita swasembada belum juga tercapai. Menteri Pertanian Prof Ir Soedarsono Hadisapoetro mengakui bahwa swasembada gula menjadi beban pemerintah selama bertahun-tahun, tetapi belum ada jalan keluar.

Baca juga: Harga Gula Bisa di Bawah Rp 10.000 Per Kg Tanpa Impor, asalkan...

Pemerintah pun berencana mengembangkan dan mengefisienkan pabrik gula. Pada 1990, hasrat swasembada kembali menggelora.

"Rencana Indonesia berswasembada gula pada 1992 tidak bisa ditawar lagi,” kata Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Prof Dr Ir Goeswono Soepardi, kepada wartawan, 11 Desember 1990.

Tiga tahun kemudian, harapan itu belum terwujud. Pada 2002, pemerintah kembali mencanangkan swasembada gula tahun 2007, lalu diundur jadi 2008, kemudian direvisi jadi 2009 dan hanya untuk gula konsumsi masyarakat, tak termasuk gula untuk industri.

Selama kurun 2010-2020, mimpi mengejar swasembada gula juga tidak reda. Namun, upaya mewujudkannya tidak semudah mengalkulasi produksi di atas kertas.

Raja gula di zaman Belanda

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Indonesia, Soemitro Samadikoen, mengatakan masalah menahun gula sebenarnya cukup ironi di Indonesia. Mengingat negara ini pernah jadi eksportir sekaligus produsen gula terbesar kedua di dunia setelah Kuba di era Hindia Belanda.

Setelah merdeka, Indonesia mewarisi 179 pabrik gula (PG) dari swasta Belanda yang kemudian dikelola sejumlah BUMN perkebunan. Masalah mulai muncul ketika konsumsi gula semakin meningkat, namun tidak diimbangi dengan investasi pabrik gula baru maupun revitalisasi PG lama peninggalan Belanda.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com