Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan BUMN yang Buat Neraca Dagang RI Tekor

Kompas.com - 15/07/2020, 05:44 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I, Budi Gunadi Sadikin membeberkan penyebab terjadinya defisit neraca dagang RI yang diakibatkan oleh perusahaan pelat merah.

Ketika menjabat sebagai direktur utama PT Inalum (Persero), Budi mengaku baru mengetahui, perusahaan yang bergerak di sektor tambang kerap melakukan ekspor barang mentah dengan harga yang rendah.

Kemudian, perseroan melakukan impor barang jadi yang berasal dari barang mentah tadi, dengan harga jauh lebih tinggi.

Baca juga: Realisasi Investasi Kuartal II-2020 Diprediksi Turun, Ini Langkah BKPM

Budi mencotohkan, Inalum kerap mengekspor bauksit dengan harga kisaran 30 dollar AS per ton. Kemudian, perseroan mengimpor alumina yang merupakan produk hasil bauksit, seharga 400 dollar AS per ton.

"3 ton bauksit jadi 1 ton alumina. Alumina kita impor 400 dolar AS per ton. Jadi kalau 3 dikali 30 kan 90 (dollar AS) kita ekspor, impornya 400 (dollar AS), 4 kali lipat," katanya dalam acara Penandatanganan Kerja Sama PT Pertamina (Persero) dengan Perusahaan Galangan Kapal BUMN, Selasa (14/7/2020).

Kebiasaan BUMN tersebut semakin memperkeruh kondisi neraca dagang RI.

"Jadi kenapa current account-nya negatif? Ya karena memang itu ekspornya murah impornya mahal," kata Budi.

Baca juga: Pendiri Sinar Mas Sudah Khawatirkan Perebutan Warisan sejak 24 Tahun Silam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com