JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, biaya logistik di Indonesia turun menjadi 17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Ini terjadi bila Indonesia menerapkan Ekosistem Logistik Nasional (ELN).
Pasalnya saat ini, biaya logistik di Indonesia masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura.
Baca juga: Biaya Logistik Indonesia Termahal di Asia, Investor Bisa Kabur
"Biaya logisit kita dibandingkan dengan negara-negara tetangga terutama Asean dan yang terdekat seperti Malaysia dan Singapura itu masih dianggap lebih tinggi," jelas Sri Mulyani dalam video conference, Kamis (24/9/2020).
"Ini menyebabkan perekonomian Indonesia harus memperbaiki daya kompetisinya," jelas Sri Mulyani.
Bendahara Negara itu mengungkapkan, hingga saat ini Indonesia mengeluarkan lebih dari 23,5 persen dari PDB untuk biaya logisitik.
Angka tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Malaysia yang hanya 13 persen.
Untuk itu, pemerintah pun melakukan rofermasi ekosistem logistik nasional. Dengan demikian, biaya logisitik bisa ditekan di kisaran 17 persen.
Baca juga: Pengusaha Yakin Pembangunan Infrastruktur Bisa Turunkan Biaya Logistik
Sri Mulyani menjelaskan penurunan 5 persen hingga 6 persen ini akan dikontribuksikan dari proses hulu dan hilir, terutama dalam menghubungkan sektor-sektor transportasi sehingga akan memudahkan pelaku usaha.
Terkait dengan integrasi ekosistem ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional pada tanggal 16 Juni 2020.
Sri Mulyani pun mengatakan ELN tidak hanya menciptakan efisiensi, namun juga bisa menciptakan transparansi dan persaingan yang sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.