Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Merugikan, tetapi Dorong Strategi Bisnis yang Inovatif

Kompas.com - 24/09/2020, 17:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat kewalahan para pelaku usaha untuk bisa mempertahankan bisnisnya di tengah krisis. Pengusaha dipaksa untuk bisa berinovasi dalam menyusun strategi bisnisnya.

Sehingga, di samping kondisi yang merugi akibat pandemi, pelajaran lainnya dari situasi ini adalah mampu menciptakan strategi bisnis yang inovatif mengikuti perkembangan masa kini.

Hal tersebut turut dilakukan oleh Afit Dwi Putranto, pemilik Holycow! Steakhouse by Chef Afit.

Baca juga: Curhat Pengusaha Restoran Saat PSBB: Tak Ada Pembeli hingga Bahan Baku Terancam Busuk

Pengusaha restoran ini mengaku harus memutar otak untuk bisa menciptakan inovasi baru guna mendorong penjualannya.

Sebab, omzetnya sempat anjlok 90 persen saat Pemprov DKI Jakarta mulai menerapkan PSBB pada April 2020.

"Kita memang jadi salah satu yang terkena dampak paling berat sih, dan kayaknya agak sulit mengharapkan bantuan dari pemerintah, makannya memang harus benar-benar pivoting (merubah strategi) sih," ungkap Afit kepada Kompas.com, Kamis (24/9/2020)l

Ada beberapa inovasi bisnis yang berhasil ia ciptakan dalam memasarkan menu steak restorannya, yakni merambah e-commerce. 

Baca juga: Simak, 5 Strategi Menjaga dan Mengembangkan Bisnis di Era Pandemi

Holycow! kini menjual daging mentah yang sudah dibumbui, termasuk juga menjual bumbu dagingnya secara terpisah.

Layanan yang dinamai 'ready to cook' ini dimaksudkan untuk pembeli bisa langsung memasak dan menikmati steak di rumah, tanpa perlu ke restoran.

Selain itu, penjualan dilakukan dengan menyediakan layanan makan di lokasi parkir di dalam kendaraan masing-masing pembeli. Mulai dari pemesanan, pembayaran, hingga menyantap hidangan dilakukan di dalam mobil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com