Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Sekali Lagi tentang National Space Agency

Kompas.com - 18/05/2021, 20:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

APABILA kita berbicara tentang visi Antariksa, maka kita tidak bisa menghindar untuk membicarakan setidaknya 2 hal penting yang terkait yaitu Dewan Penerbangan dan LAPAN sebagai National Space Agency.

Salah satu dari kurang sukses nya pencapaian kita di bidang penerbangan dan Antariksa adalah ditandai dengan meredup dan menghilangnya Dewan Penerbangan dan LAPAN belakangan ini.

Perkembangan dunia penerbangan Indonesia

Sekedar contoh saja bahwa Indonesia telah membentuk Dewan Penerbangan pada tahun 1955, dua tahun sebelum Uni Sovyet berhasil meluncurkan Sputnik ke Ruang Angkasa yang telah menyebabkan Amerika Serikat “kebakaran jenggot” dan segera pada tahun 1958 mendirikan NASA – National Aeronautic and Space Administration.

Tidak itu saja, Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia pada tahun 1955 belum memiliki Dewan Kelautan dan atau Dewan Maritim akan tetapi sudah membentuk Dewan Penerbangan.

Lalu apa sebenarnya yang menjadi tugas Dewan Penerbangan yang dibentuk tahun 1955 itu?

Ternyata sangat sederhana yaitu memberi nasihat kepada Pemerintah dalam soal-soal penerbangan dan menyempurnakan koordinasi dalam soal-soal penerbangan di Indonesia.

Dua hal yang sangat esensial yang pada saat sekarang ini sudah berstatus “nyaris tidak terdengar” lagi di haribaan bumi pertiwi.

Di sisi lainnya pada tahun 1964 Fakultas Hukum Unpad telah memiliki jurusan “Air and Space Law” yang didirikan oleh Prof Dr Priyatna Abdurrasyid. Hal tersebut membuat Unpad merupakan Universitas pertama di Asia yang Fakultas Hukumnya telah memiliki jurusan hukum udara dan ruang angkasa.

Baca juga: Riset Moodys: Industri Penerbangan akan Membaik Seiring Vaksinasi

Ke semua itu hanyalah cuplikan dari beberapa gambaran saja rangkaian refleksi tentang betapa visi Antariksa negeri ini pada awal mula perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia.

Kini di tahun 2021 – pada usia yang sudah mencapai lebih dari 75 tahun Dewan Penerbangan sudah lama tiada dan LAPAN sang pemeran resmi mewakili pemerintah sebagai National Space Agency berada di tengah perjalanan menyusul Sang Dewan Penerbangan.

Salah satu hasil yang tengah kita nikmati bersama sekarang ini adalah “kurang sukses” nya kiprah dari kegiatan dunia penerbangan sipil komersial di negeri tercinta.

Perkembangan di dunia Antariksa

Air and Space atau udara dan antariksa sering disebut sebagai dirgantara adalah merupakan masa depan umat manusia. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang penerbangan dan antariksa walau tergolong sebagai “the new kid on the block” dari sisi usia, akan tetapi laju kecepatannya sangat fantastis.

Sejak pesawat terbang pertama diluncurkan oleh Wright Bersaudara di tahun 1903, sekarang ini belum genap 120 tahun berlalu, orang sudah beraktifitas di Angkasa Luar antara lain dengan keberadaan ISS – International Space Station.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com