Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Bertahan, Rupiah Terganggu Evergrande dan Tapering

Kompas.com - 27/09/2021, 09:27 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (27/9/2021). Berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Meski dibuka merah, IHSG merangkak naik ke zona hijau. melansir data RTI, pukul 09.16 WIB, berada pada level 6.151,99 atau naik 7,18 poin (0,12 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.144,81.

Sebanyak 212 saham melaju di zona hijau dan 190 saham di zona merah. Sedangkan 184 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,71 triliun dengan volume 4,3 miliar saham.

Baca juga: IHSG Dibayangi Krisis Evergrande, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pagi ini bursa saham asia mayoritas hijau dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 0,47 persen, Nikkei 0,27 persen, dan Strait Times 0,88 persen. Sementara itu, Shanghai Komposit turun 0,21 persen.

Akhir pekan lalu Wall Street mayoritas positif dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,1 persen, dan indeks S&P 500 menguat 0,15 persen. Sementara itu, indeks acuan saham teknologi AS, Nasdaq melemah 0,03 persen.

Sebelumnya, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG menguji resistance upper bollinger bands setelah di tengah pekan bergerak whipsaw di level support lower bollinger bands dan Moving Average 200 hari.

Arah pergerakan masih cenderung positif dalam uptrend jangka menengah dengan target resistance selanjutnya berada di 6.150-6.200.

“Indikator stochastic terkonsolidasi positif pada area dekat overbought. Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi melanjutkan penguatannya di awal pekan dengan support resistance 6.106-6.198,” kata Lanjar dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.06 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.264 per dollar AS, atau turun 6 poin (0,05 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.258 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah hari ini terjadi karena pasar masih mengkhawatirkan potensi gagal bayar dari raksasa properti asal China, Evergrande dan sikap Bank Sentral AS yang berpeluang melakukan tapering akhir tahun ini.

“Pasar mengkhawatirkan potensi gagal bayar Evergrande dan sikap Bank Sentral AS yang akan menjalankan tapering akhir tahun ini,” kata Ariston

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak menguat pada kisaran Rp 14.200 per dollar AS – 14.220 per dollar AS, dan resistance di level Rp 14.260 per dollar AS.

Baca juga: Cara Buka Rekening Saham, Syarat Dokumen dan Daftar Sekuritas yang Berlisensi OJK

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com