Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos BI Prediksi Suku Bunga The Fed Naik di Bulan-bulan Ini

Kompas.com - 27/01/2022, 12:36 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memproyeksi suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed, akan naik empat kali di tahun 2022.

Kenaikan suku bunga diproyeksi mulai Maret 2022. Kemudian berlanjut di pertengahan tahun ini dan di tiap-tiap kuartal.

"Di pasar keuangan, tahun ini kemungkinan normalisasi kebijakan AS kami perkirakan naik empat kali, di bulan Maret, Juni, September, dan akhir tahun (2022)," kata Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (27/1/2022).

Baca juga: BI Jadi Incaran Peretas, Ini Langkah Kemenkominfo

Perry mengungkapkan, kenaikan suku bunga The Fed akan berpengaruh pada tingkat imbal hasil US Treasury dan keluarnya aliran modal asing (capital outflow) di negara-negara emerging termasuk Indonesia.

Kendati demikian dia melihat, peluang tumbuh bagi Indonesia tetap ada meskipun masih ada sejumlah risiko dari dunia global.

Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 3,5 Persen

"Peluang untuk tetap mendorong pemulihan ekonomi tetap ada, tapi ada sejumlah risiko yang bisa kita antisipasi agar tetap bisa pemulihan ekonomi Indonesia," ucap Perry Warjiyo.

Perry menyebut, optimistis untuk tahun 2022 tetap akan selalu ada didukung oleh kemajuan akselerasi vaksin yang mendorong peningkatan mobilitas masyarakat. Kemudian, konsumsi swasta diproyeksi akan membaik dibanding tahun 2021 di samping ekspor yang tetap tinggi.

Lalu, investasi diproyeksi turut meningkat, baik investasi dalam proyek infrastruktur nasional maupun investasi. Pada tahun ini, bank sentral memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mengarah pada rentang 4,7 persen - 5 persen.

Peningkatan melanjutkan pemulihan di tahun 2021. Pertumbuhan mulai membaik khususnya di kuartal II meski pada kuartal III 2021 varian Delta memperlambat.

"Geliat ekonomi tahun lalu tumbuh 3,2 persen -4 persen oleh kenaikan ekspor yang tinggi dan dukungan stimulus fiskal yang besar," ujar Perry.

Lebih lanjut dia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI-7DRR sebesar 3 persen sampai tanda-tanda inflasi meningkat. Kemungkinan kata Perry, peningkatan inflasi di Indonesia baru terjadi pada kuartal III 2022 atau di kuartal akhir 2022.

Menurut Perry, tingkat suku bunga yang rendah mampu mengakselerasi suku bunga kredit di perbankan menurun, termasuk suku bunga dasar kredit (SBDK).

"Tentu saja kami akan lakukan kebijakan lainnya. Kami akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah bagaimana menyikapi kenaikan US Treasury dengan berkoordinasi dengan Menteri Keuangan," tandas Perry Warjiyo.

Baca juga: Harga Ayam hingga Minyak Goreng Naik, BI Prediksi Januari 2022 Terjadi Inflasi Tipis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com