Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga, Kali Ini Hanya 25 Bps

Kompas.com - 02/02/2023, 07:28 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dalam Rapat Komite Pasar Terbuka (FOMC) pada 1 Februari 2023 atau Kamis (2/2/2023) dini hari waktu Indonesia.

Keputusan tersebut membuat suku bunga acuan The Fed naik ke kisaran 4,5 persen-4,75 persen. Ini sekaligus menunjukkan The Fed memperlambat laju kenaikan, setelah sebelumnya menaikkan 50 bps di Desember 2022 dan 75 bps di empat pertemuan sebelumnya.

Mengutip CNBC, Kamis (2/2/2023), kenaikan suku bunga itu sebagai upaya The Fed untuk menekan lonjakan inflasi di Amerika Serikat (AS). Saat ini The Fed meyakini inflasi sudah mulai mereda namun tetap tinggi, masih mendekati level tertinggi sejak awal 1980-an.

Baca juga: Prospek Permintaan China dan Kebijakan The Fed Kerek Harga Minyak Dunia Naik

"Data inflasi selama tiga bulan terakhir menunjukkan tren penurunan dalam laju kenaikan (inflasi) bulanan. Meski perkembangan terakhir menggembirakan, kita akan tetap membutuhkan lebih banyak bukti untuk yakin bahwa inflasi berada di jalur penurunan yang berkelanjutan,” ujar Powell dalam konferensi pers pasca pertemuan.

Pada pertemuan FOMC kali ini, pasar telah menanti adanya tanda-tanda bahwa The Fed akan segera mengakhiri tren kenaikan suku bunga. Sayangnya, sinyal terkait hal itu tak nampak dalam hasil pertemuan.

The Fed tidak mengharapkan untuk memangkas suku bunganya tahun ini. Hal ini sejalan dengan keinginan bank sentral AS itu mengembalikan inflasi menjadi di level 2 persen.

Baca juga: Tingkat Suku Bunga Acuan Terus Naik, Reksa Dana Pasar Uang Kian Menarik?


Pasar saham pun sempat bergejolak, dengan Dow Jones Industrial Average sempat jatuh lebih dari 300 poin. Namun pasar kembali pulih selama konferensi pers, usai Powell menyatakan bahwa proses disinflasi, tren inflasi yang lebih rendah daripada periode sebelumnya, ekonomi telah dimulai.

Pasar fokus pada pernyataan Powell yang agak optimis tentang kemajuannya melawan inflasi. Meski demikian, ia menegaskan, masih terlalu dini untuk menyatakan menang melawan inflasi.

"Kami sekarang dapat mengatakan, bahwa saya pikir untuk pertama kalinya proses disinflasi telah dimulai. Tapi sangat dini untuk menyatakan kemenangan (melawan inflasi)," kata Powell.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Sudah Tinggi, BCA: Kita akan Coba Tetap Pertahankan Bunga KPR dan KKB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com