Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Melambat, The Fed Diprediksi Masih akan Naikkan Suku Bunga Acuan

Kompas.com - 05/02/2023, 18:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada awal Februari kemarin, Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75 persen.

Kenaikan fed funds rate ini merupakan yang ke-8 kalinya sejak Maret 2022. Lantas apakah kenaikan suku bunga acuan The Fed ini akan berlanjut di 2023?

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, memprediksi The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan ke depan. Meskipun kenaikkannya akan semakin terbatas.

Asal tahu saja, sejak akhir tahun lalu kenaikan suku bunga acuan The Fed semakin terbatas dari 75 bps di Juni-November 2022, lalu sebesar 50 bps di Desember 2022, Januari 2023 tidak naik, dan Februari 2023 sebesar 25 bps.

"Jadi memang kelihatannya sudah semakin terbatas, kalaupun ada mungkin hanya 25-50 bps lagi," ujarnya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, dikutip Minggu (5/2/2023).

Baca juga: Apakah BI Bakal Ikut The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan Lagi?

Prediksi tersebut lantaran dia melihat sejumlah indikator ekonomi Amerika Serikat sudah semakin membaik sehingga hanya diperlukan kenaikan fed fund rate 1-2 kali lagi.

"Sudah semakin limited sih kalau melihat indikator indikator makronya ya, karena memang sudah ada indikasi perlambatan juga dari misalnya indeks manufakturnya kan udah kontraksi ya sudah di bawah 50. Walaupun sektor ketenagakerjaannya masih kuat, saya lihat juga inflasinya juga sebenarnya sudah mulai melandai," ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede yang memprediksikan The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak satu kali lagi.

"Fed diperkirakan masih akan menaikan suku bunganya, setidaknya sekitar 25 bps pada bulan Maret mendatang, sejalan dengan target Fed di akhir tahun 2022, yang menargetkan suku bunga berada pada kisaran 5,00 persen," ucap Josua kepada Kompas.com, dikutip Minggu (5/2/2023).

Baca juga: Menakar Pergerakan Aset Kripto Usai The Fed Kerek Suku Bunga Acuan

 


Setelah itu, The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya hingga akhir tahun 2023. Menurutnya, langkah ini akan diambil The Fed karena inflasi AS sudah turun sehingga kemungkinan perlambatan laju pengetatan moneter oleh bank sentral AS akan terjadi.

Pada Desember 2022, inflasi AS sebesar 6,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) menurun dibandingkan November 2022 yang mencapai 7,1 persen yoy.

Meski inflasi ini masih jauh di atas target The Fed sebesar 2 persen, namun realisasi ini menjadi level yang terendah sepanjang tahun 2022.

"Setelah menaikan suku bunganya, Fed diperkirakan mempertahankan suku bunganya hingga akhir tahun 2023. Hal ini berkaitan dengan tren inflasi AS yang sudah mulai mengalami penurunan, sehingga pengetatan lebih jauh belum diperlukan lagi bagi perekonomian," jelasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com