Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Suku Bunga The Fed Tekan Dollar AS, Harga Minyak Dunia Naik 1,8 Persen

Kompas.com - 23/03/2023, 09:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia naik 1,8 persen ke level tertinggi dalam satu minggu pada penutupan perdagangan Rabu (22/3/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB.

Kenaikan harga minyak dunia itu didorong merosotnya dollar AS ke level terendah dalam enam minggu usai bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) memutuskan kenaikan suku bunga 25 basis poin (bps), dan mengisyaratkan menghentikan kenaikan suku bunga di masa depan.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent ditutup naik 1,8 persen atau 1,37 dollar AS menjadi sebesar 76,69 dollar AS per barrel. Begitu pula harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,8 persen atau 1,23 dollar AS menjadi sebesar 70,90 dollar AS per barrel.

Baca juga: The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga 0,25 Persen

Itu adalah penutupan tertinggi untuk kedua tolok ukur minyak mentah sejak 14 Maret 2023.

Setelah melakukan pertemuan sepanjang Selasa-Rabu, The Fed memutuskan menaikkan suku bunganya sebesar 25 bps, sesuai ekspetasi pasar. Namun The Fed mengindikasikan hampir menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

"Kenaikan suku bunga 25 poin oleh The Fed tidak memberikan kejutan, tetapi bahasa yang menyertainya mempengaruhi risiko lainnya yang dengan mudah mempengaruhi harga minyak," ujar analis di perusahaan konsultan energi Ritterbusch and Associates.

Kenaikan suku bunga The Fed membuat dollar AS jatuh ke level terendah sejak 2 Februari 2023 terhadap sekeranjang mata uang lainnya. Kondisi ini mendorong permintaan minyak, sebab harga minyak menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Saham-saham Perbankan di Wall Street Rontok

Pasar minyak bahkan mengabaikan sentimen dari sisi pasokan. Administrasi Informasi Energi (EIA) AS baru saja merilis data pasokan mingguan yang menunjukkan stok minyak mentah naik 1,1 juta barrel pada pekan lalu ke level tertinggi dalam 22 bulan.

Pada pekan lalu, harga minyak mentah Brent dan WTI sempat anjlok ke level terendah sejak 2021 di tengah kekhawatiran pasar terhadap krisis perbankan perbankan yang dapat memicu resesi global dan memangkas permintaan minyak.

Hal ini menyusul sejumlah bank di AS kolaps, salah satunya Silicon Valley Bank (SVB). Di sisi lain, Credit Suisse, bank terbesar kedua di Swiss, mengalami krisis karena investor utamanya enggan menyuntikan dana kembali.

Namun, upaya untuk menstabilkan sektor perbankan, termasuk pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS, bank terbesar Swiss, serta adanya janji dari bank sentral utama untuk meningkatkan likuiditas, telah meredakan kekhawatiran pasar mengenai sistem keuangan.

Baca juga: DPR Pertanyakan Mengapa Dokumen Temuan Transaksi Janggal Rp 349 Triliun di Kemenkeu Bisa Bocor ke Publik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com