Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mengelola Keuangan Selama Ramadhan untuk Keluarga dengan Anggaran Terbatas

Kompas.com - 25/03/2023, 20:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ramadhan menjadi momentum penting bagi umat Muslim di Indonesia, sebab selain menunaikan ibadah, tapi juga menjadi kesempatan untuk bersilahturahmi dengan keluarga besar. Umumnya, budaya silahturahmi dilakukan dengan mudik.

Sayangnya, mudik sering kali memakan biaya yang cukup besar sebab harus mengeluarkan dana untuk perjalanan, membagi uang ke anak-anak di keluarga besar, hingga membeli oleh-oleh setelah mudik.

Padahal kebutuhan setelah Lebaran juga cukup besar, terutama bagi yang sudah berkeluarga, salah satunya untuk keperluan sekolah anak. Terlebih bagi keluarga yang memiliki penghasilan pas-pasan, tentu banyaknya dana yang keluar selama mudik akan memberatkan kondisi finansial ke depannya.

Baca juga: Tips Mengatur Keuangan Saat Ramadhan agar Tak Boros

Lalu apa yang harus dilakukan agar keuangan bisa dikelola dengan selama Ramadhan?

Nah, jika kamu berasal keluarga dengan kondisi anggaran yang terbatas, Perencana Keuangan Andi Nugroho menyarankan untuk menentukan prioritas terlebih dahulu. Bila kamu sudah memiliki anak, maka prioritaskan terlebih dahulu dana untuk sekolah anak.

Sisihkan terlebih dahulu anggaran untuk pos kebutuhan anak, baik itu biaya perlengkapan untuk sekolah maupun biaya semesteran sekolah. Setelahnya, barulah memperhitungkan kembali anggaran yang tersisa, memungkinkan untuk mudik atau tidak.

"Uang sekolah anak berapa, biaya semesterannya nanti berapa, kita amankan dulu jumlah tersebut. Jangan sampai ketika kita mudik uang tersebut kepakai," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (25/3/2023).

Jika biaya untuk kebutuhan anak sudah disisihkan namun anggaran yang tersisa sangat terbatas, sedangkan kamu inginnya mudik tetap terlaksana, Andy bilang, ada pos belanja lain yang perlu ditekan.

Salah satu yang bisa ditekan adalah mengurangi konsumsi yang berlebihan sepanjang Ramadhan, yaitu dengan tidak mengikuti acara buka bersama (bukber) yang menguras isi dompet, seperti bukber yang dilakukan di kafe-kafe atau restoran.

Selain itu, meskipun tidak ikut bukber, penting pula untuk menahan diri agar tidak berlebihan membeli makanan atau minuman saat berbuka. Hal ini mengingat akan banyak jenis kuliner yang dijual di masa bulan puasa.

"Biasanya kan yang menyedot banyak pengeluaran kita adalah buka bersama, atau kita buka puasanya sendiri di rumah, namun makanannya cenderung berlebihan karena lapar mata," kata dia.

Baca juga: Tips Tetap Aktif dan Produktif Bekerja Selama Puasa

"Nah maka mau enggak mau kita harus irit, agar dananya bisa kita gunakan nanti ketika mudik," saran Andy.

Pos lain yang juga bisa ditekan adalah budaya bagi-bagi uang ke sanak saudara. Menurutnya, pembagian uang bisa dibatasi jumlah saudara yang diberi, atau nilai uang yang dibagikannya diperkecil.

Tak hanya itu, Andy juga menyarankan, saat mudik nanti tak perlu terlalu mengikuti keinginan diri untuk jalan-jalan, berwisata kuliner, dan sebagainya yang mengeluarkan biaya besar.

Ia menekankan, di saat ada keinginan untuk bisa mudik namun dengan kondisi dana yang terbatas, maka perlu merelakan bahwa ada banyak hal yang dikorbankan untuk mencapai keinginan tersebut.

"Mau enggak mau, sekali lagi ketika ada prioritas lain yang lebih penting maka kebutuhan lain harus kita kalahin," kata Andy.

Baca juga: Waspada Tawaran Investasi Bodong, Ini Tips Mengenalinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Whats New
Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Whats New
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

Whats New
Pengusaha Belum Realisasikan Impor Bawang Putih, Mendag: Kita Akan Penalti

Pengusaha Belum Realisasikan Impor Bawang Putih, Mendag: Kita Akan Penalti

Whats New
Kemendag Resmi Keluarkan Bahan Bahan Baku Tepung Terigu dari Lartas

Kemendag Resmi Keluarkan Bahan Bahan Baku Tepung Terigu dari Lartas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com