Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Hilirisasi Pertanian oleh BSIP Didukung Komisi IV

Kompas.com - 22/09/2023, 19:12 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Endang Setyawati Thohari menyambut baik upaya Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian (Kementan) dalam memperkuat hilirisasi produk pertanian.

Menurutnya, upaya yang dilakukan BSIP Kementan bisa berdampak besar terhadap kemajuan dan kesejahteraan petani di Indonesia.

"Saya menyambut positif kehadiran BSIP sebagai instrumen standarisasi produk hilirisasi. Kebetulan saya lama di penelitian dan pengembangan (litbang), jadi saya sangat menghargai peran BSIP untuk menambah kesejahteraan petani kita. Jadi saya mendukung sekali penguatan hilirisasi ini," ujar Endang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (22/9/2023).

Pernyataan tersebut disampaikan Endang saat menghadiri Gebyar Agrostandar di Lapangan Balai Besar (BB) Biogen Komplek BSIP Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), Kamis (21/9/2023).

Baca juga: Dorong Hilirisasi dan Isu Keberlanjutan, AII Pertemukan Inventor dan Industri

Endang mengungkapkan, produk hilirisasi pertanian Indonesia selama ini belum tersentuh secara optimal mengingat banyaknya pengembangan yang dilakukan jajaran Kementan.

Namun setelah adanya BSIP, ia yakin, produk yang memiliki potensi ekspor dapat dikembangkan secara cepat.

"Bagaimanapun juga hilirisasi harus kita kembangkan karena banyak sekali hasil-hasil penelitian kita yang sudah bagus dan belum dimanfaatkan secara optimal. Apalagi kita memiliki teknologi yang mumpuni," imbuh Endang.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa kehadiran BSIP harus mampu menjaga produk pangan Indonesia menjadi lebih aman, memiliki kualitas tinggi, dan siap memenuhi pasar ekspor.

Baca juga: Mentan Lepas Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Arab Saudi

"Oleh karena itu standarisasi menjadi penting sebagai pintu masuk kita untuk memperkuat ekspor. Jadi apa yang dilakukan BSIP merupakan tugas dan fungsi yang sangat penting untuk Indonesia ke depan," katanya.

Lepas ekspor mangga gedong gincu

Sebelumnya, Mentan SYL melepas ekspor mangga gedong gincu sebanyak 700 kilogram (kg) ke Arab Saudi.

Pada saat yang sama, ia juga melepas ekspor ayam Kampung Unggulan Balitbangtan (KUB) sebanyak 5.000 anak ayam usia sehari atau Day Old Chick (DOC) ke Timor Leste.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian puncak satu tahun berdirinya BSIP Kementan sejak keluarnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 117 Tahun 2021.

Baca juga: Pengamat: Rencana Revisi Perpres Pengolahan Sampah Kemunduran bagi Jakarta

Menurut SYL, ekspor kali ini sangat membanggakan karena mangga yang dikirim merupakan hasil petani binaan BSIP Kementan yang sudah melewati proses standarisasi tinggi sehingga mampu menembus pasar luar negeri.

Apalagi, kata dia, mangga yang dikirim merupakan mangga berkualitas dan sudah terbebas dari lalat buah ataupun partikel penyakit lainnya.

Sementara itu, DOC KUB merupakan ayam kampung unggul yang dilepas Kementan melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian (Mentan) Nomor 768.

"Saya kira peran BSIP ini sangat penting karena berkaitan dengan peningkatan ekspor. Apalagi kita memiliki beberapa komoditas hasil binaan BSIP, di antaranya pisang kepok tanjung yang juga diekspor sebanyak 40 ton dengan nilai transaksi 80.000 dollar Amerika Serikat (AS) ke Malaysia. Ada juga buncis dan selada air sebanyak 467 KG dengan nilai ekspor sebesar 1.500 dollar AS," kata SYL.

Baca juga: Harga Jual Lebih Mahal, Komoditas Pertanian Warga Perbatasan Dijual ke Malaysia

Sementara itu, Kepala BSIP Kementan Fadjri Djufri mengatakan bahwa selama berdiri, BSIP berhasil meningkatkan standar komoditas pertanian Indonesia untuk kebutuhan pasar ekspor.

Selain itu, kata dia, BSIP juga menerima penyerahan tiga Standar Nasional Indonesia (SNI) dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan menyelesaikan Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang akan diserahkan ke Komite Akreditasi Nasional (KAN).

"Dalam waktu dekat kami akan segera menyelesaikan LSPro perkebunan, tanaman pangan, peternakan, hortikultura, dan lembaga sertifikasi produk utama kita, yaitu LSPro personal sebagai ukuran kekuatan sumber daya manusia (SDM) yang kita miliki," jelas Fadjri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com