Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI Luncurkan Single Stock Furute pada Maret 2024

Kompas.com - 09/11/2023, 21:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal meluncurkan instrumen investasi Single Stock Future (SSF) pada Maret 2024. Hal ini disampaikan oleh Kepala Unit Divisi Pengembangan Bisnis Derivatif BEI Pier Ridge Yose secara virtual, Kamis (8/11/2023).

“Kami menargetkan SSF dapat diluncurkan pada bulan Maret 2024. Kami berusaha untuk memastikan produk ini likuid dan siap diluncurkan,” kata Pier.

Dia mengatakan, SSF juga dapat diartikan sebagai perjanjian (kontrak) antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham dengan harga yang disepakati sebelumnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Baca juga: Total Perusahaan Tercatat di BEI Tembus 900 Emiten

Kontrak tersebut terdiri dari dua, yakni Kontrak Beli (LONG) atau perjanjian membeli suatu saham pada harga dan periode tertentu. Kemudian, ada juga Kontrak Jual (SHORT) atau perjanjian menjual suatu saham pada harga dan periode tertentu.

“Investor LONG Futures akan mendapatkan keuntungan apabila harga spot naik. Karena investor telah mengunci harga beli (harga matched) yang lebih rendah dibandingkan harga di pasar (harga spot) yang lebih tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, investor SHORT Futures akan mendapatkan keuntungan apabila harga spot turun. Karena investor telah mengunci harga jual (harga matched) yang lebih tinggi dibandingkan harga di pasar (harga spot) yang lebih rendah.

Baca juga: Hari Ini 3 Perusahaan Resmi Melantai di BEI, Bagaimana Pergerakan Sahamnya?

SSF memiliki dua manfaat. Pertama, sebagai sarana lindung nilai portofolio di mana SSF memberikan kesempatan bagi investor untuk melindungi nilai portfolio dan mendapat keuntungan pada saat market bearish.

Kedua, manfaat leveraging di mana SSF memungkinkan investor untuk memperoleh saham dengan hanya membayar initial margin namun memperoleh keuntungan setara dengan membeli saham.

Jika dibandingkan dengan saham, modal investasi SSF lebih kecil atau biasanya 4-20 persen dari nilai transaksi, sementara saham 100 persen dari nilai transaksi.

Baca juga: BEI: Penerapan Pajak dan Bursa Karbon adalah Upaya Kurangi Emisi

SSF memiliki jangka waktu yang terbatas hingga jatuh tempo kontrak, sementara untuk saham tidak terbatas. Untuk realisasi keuntungan, SSF mark to market setiap hari, sementara saham hanya saat penjualan saham saja.

Sementara itu untuk biaya transaksi SSF Rp 1.600 per kontrak, sementara untuk biaya transaksi saham 0,03 persen dari nilai transaksi. SSF memiliki penyelesaian transaksi T+1, sementara saham T+2.

SSF ditransaksikan di pasar reguler futures, berbeda dengan saham yang ditransaksikan di pasar reguler, tunai dan negosiasi. SSF juga memiliki underlying saham konsituen indeks LQ45 dengan periode kontrak 1,2, dan 3 bulan.

Baca juga: BEI Bantah Kabar Saham GOTO Bakal Diperdagangkan dengan Harga Baru Rp 450 Per Saham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com