Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Pemula Merapat, Ini Cara Membaca Analisis Fundamental Saham

Kompas.com - 04/01/2024, 06:30 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Investor pemula yang ingin memulai investasi saham harus tahu sejumlah istilah serta analisis agar investasi yang dilakukan tak hanya FOMO atau ikut-ikutan "influencer" semata.

Sebaiknya, sebelum "terjun" ke investasi saham, investor pemula membekali disi dengan berbagai ilmu analisis saham. Salah satunya yakni analisis fundamental saham.

Analisis ini penting sekali, bahkan investor kawakan seperti Lo Kheng Hong pun selalu melandaskan penilaiannya pada analisis ini.

Apa sih analisis fundamental saham? Apa saja kegunaannya? Serta, bagaimana cara membacanya? Yuk simak penjelasannya.

Dikutip dari Ruang Menyala OCBC NISP, secara umum, analisis fundamental adalah sebuah metode pengukuran yang digunakan investor untuk mengetahui tingkat keamanan nilai saham.

Baca juga: Mau Jadi Full Time Trader? Simak Saran Lo Kheng Hong

Analisis fundamental saham merupakan salah satu teknik untuk menyeleksi sekaligus menentukan baik atau buruknya suatu saham.

Sebab, indikator fundamental saham meliputi kinerja perusahaan, persaingan antar perusahaan terkait di sektor pasar yang sama, analisis industri, hingga analisis ekonomi makro dan mikro.

Kemudian, analisis ini berfungsi atau sangat berguna untuk mengetahui kapan waktu terbaik beli saham dan menjualnya.

Hal ini tentu penting bagi para investor dalam mengoptimalkan keuntungan lewat capital gain, yaitu selisih dari harga beli dengan harga jual.

Analisis fundamental saham juga dapat membantu investor menentukan saham terbaik, sehingga bisa memperoleh keuntungan maksimal dengan risiko minim.

Kegunaan lainnya, analisis fundamental saham juga berguna untuk mengetahui harga wajar sebuah saham.

Baca juga: Cara Lo Kheng Hong Bedakan Investor Saham, Spekulan, dan Penjudi

Rasio keuangan

Untuk memahami analisis fundamental saham perlu diperhatikan beberapa rasio keuangan seperti Earning Per Share (EPS), Price to Earning Ratio (PER), Return on Equity (RoE) dan lainnya.

1. Price to Book Value (PBV)

PBV merupakan salah satu indikator analisis fundamental saham untuk mengetahui seberapa besar pasar dalam mengapresiasi nilai suatu perusahaan dengan harga tertentu.

Nah biasanya, PBV akan ditampilkan dalam bentuk perkalian (multiply).

Contohnya, PBV emiten A sebesar 1.5x pada bulan Februari 2022, lalu pada bulan Juni 2022 ternyata emiten A telah memiliki PBV sebesar 2x.

Dengan demikian, itu berarti emiten A telah mengalami peningkatan harga sebesar 0,5x dari bulan Februari ke bulan Juni di tahun yang sama.

2. Price to Earning Ratio (PER)

PER menunjukkan keuntungan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan jika dibandingkan dengan harga sahamnya.

PER menjadi tolak ukur kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba bersih per saham. Makin tinggi PER maka saham perusahaan tersebut tumbuh dan dilirik banyak investor.

3. Earning Per Share (EPS)

EPS adalah indikator yang menunjukkan besaran laba bersih dari suatu perusahaan untuk tiap lembar sahamnya.

Saham dengan nilai EPS yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu dapat dianggap sebagai saham yang menguntungkan.

Baca juga: Simak Tips Investasi Saham bagi Pemula

4. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan perhitungan rasio yang didapatkan dengan membandingkan total hutang dengan modal dan sisa laba perusahaan dalam membiayai aset-asetnya.

Jika rasio DER meningkat apabila dibandingkan periode waktu sebelumnya, itu berarti perusahaan telah dibiayai oleh kreditor (pemberi hutang) dan bukan berasal dari kekayaan bersihnya sendiri.

5. Dividend Yield (DY)

DY menunjukkan berapa besaran hasil dividen yang dibagikan oleh perusahaan terhadap tiap lembar sahamnya.

Walau jika dibandingkan dengan harga sahamnya, jumlah dividen sangat kecil, hal ini tetap menjadi hal penting, terutama bagi para long term investor.

6. Return on Equity (ROE)

ROE merupakan perhitungan rasio yang diperoleh dari membandingkan antara laba bersih (net profit) yang dibukukan perusahaan dengan total kekayaan bersihnya.

Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bagi para investor.

Jika nilai ROE mendekati angka 100 persen, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki profitabilitas yang baik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com