Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa "Travel Gelap" Masih Diminati Masyarakat?

Kompas.com - 22/04/2024, 12:39 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angkutan umum ilegal seperti travel gelap masih menjadi salah satu alternatif masyarakat yang membutuhkan moda transportasi untuk berpergian.

Contohnya saja saat pelaksanaan mudik Lebaran 2024, salah satu angkutan umum berpelat hitam ini sempat mengalami kecelakaan di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek yang menewaskan 12 orang penumpang.

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno menilai, travel gelap masih diminati oleh masyarakat karena bisa menjemput dan mengantar sampai ke rumah masing-masing penumpang.

Hal ini menjadi keunggulan travel gelap lantaran layanan angkutan umum masih belum tersedia secara merata hingga ke pedesaan.

Baca juga: Kecelakaan di Tol Cikampek, Menhub Sebut Ada Keterlibatan Travel Gelap

Djoko bilang, layanan angkutan perdesaan, angkutan perkotaan, angkutan kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan perintis yang dulu pernah ada saat ini sudah punah.

"Masyarakat di pedesaan membutuhkan angkutan gelap semacam ini. Mereka memberi fasilitas mengantar dan menjemput sampai ke depan rumah penumpang yang tak terjangkau angkutan publik," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (22/4/2024).

Selain itu, cara penyedia travel gelap memasarkan layanannya juga menjadi alasan angkutan umum ilegal ini bisa terus menggaet pelanggan.

Baca juga: Kemenhub Ungkap Penyebab Travel Gelap Diminati Masyarakat meski Tarifnya Mahal

Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati mengungkapkan, kini penyedia travel gelap memasarkan layanannya melalui media sosial sehingga bisa menjangkau pasar lebih luas.

"Sebenarnya razia sudah dilakukan, tapi ini operasinya unik juga. Info dari kepolisian, promosinya dan ngumpulin orang dari media sosial. Jadi mengakuisisi penumpang lewat promosi di medsos lalu beroperasinya seperti mobil sendiri," ungkap Adita saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.

Menurut Adita, kurangnya kesadaran masyarakat akan bahayanya travel gelap ini juga menjadi penyebab travel gelap sulit diberantas.

Baca juga: Waspada Travel Gelap, Kemenhub Imbau Masyarakat Gunakan Angkutan Resmi Untuk Mudik Lebaran

 


Padahal setiap angkutan umum harus mengantongi izin dari Kemenhub sehingga bisa dimonitor kelaikannya seperti uji KIR. Artinya, standar keamanan kendaraan travel gelap tidak terjamin.

Alhasil, promosi yang gencar melalui media sosial ditambah masyarakat yang tidak menyadari travel gelap berbahaya membuat angkutan umum ilegal ini tetap banyak peminatnya terutama ketika pelaksanaan mudik lebaran.

"Pasti demand supply ada. Jadi ketemulah antara kebutuhan dengan orang-orang yang melakukan praktik ini," ucap Adita.

Halaman:


Terkini Lainnya

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Spend Smart
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com