Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Kompas.com - 23/04/2024, 16:01 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga makanan di seluruh dunia diperkirakan akan turun pada 2024. Hal ini memberikan angin segar bagi konsumen yang telah terbebani oleh kenaikan harga dalam beberapa tahun terakhir.

Dikutip dari CNBC, Selasa (23/4/2024) Laporan terbaru dari Oxford Economics menyebutkan turunnya harga makanan global akan memberikan sedikit kelegaan bagi pembeli.

"Hal ini mengurangi tekanan pada harga ritel makanan lebih jauh ke hilir," kata Oxford Economics.

Baca juga: Iran-Israel Panas, Bahan Baku Makanan dan Minuman Bisa Kian Mahal

Faktor utama yang mendorong penurunan harga makanan adalah pasokan yang melimpah untuk tanaman utama seperti gandum dan jagung.

Panen besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir telah menyebabkan harga kedua komoditas tersebut terus menurun.

Menurut data FactSet, kontrak berjangka gandum telah turun hampir 10 persen sejak awal tahun, sedangkan kontrak berjangka jagung turun sekitar 6 persen pada periode yang sama.

Baca juga: Kemenperin: Industri Makanan dan Minuman Terdampak Aksi Boikot Produk Pro Israel, tapi Bertahan Tak PHK Karyawan

Peningkatan produksi gandum dan jagung terjadi setelah kenaikan harga yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.

Para petani meningkatkan produksi mereka yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan pasokan secara global.

Oxford Economics memperkirakan bahwa hasil panen jagung global untuk tahun pemasaran yang berakhir pada Agustus tahun ini kemungkinan akan mencapai tingkat rekor, sementara hasil panen gandum sedikit di bawah rekor tahun lalu.

Baca juga: Beras Mahal, Harga Makanan di Warteg Ikut Terkerek

Meski perang antara Rusia dan Ukraina sempat menimbulkan ketidakpastian, tekanan pasokan di wilayah tersebut telah berkurang.

Laporan Oxford Economics tersebut juga mencatat risiko terhadap perkiraan ini, termasuk kondisi cuaca yang tidak menentu dan ketidakpastian geopolitik.

Jika cuaca buruk berlanjut, terutama di wilayah penghasil tanaman utama, pasokan bisa terpengaruh, menyebabkan kenaikan harga lebih lanjut.

Baca juga: Ketua GAPMMI: Harga Makanan Minuman Stabil Jelang Ramadhan

Selain itu, kenaikan harga beras yang disebabkan oleh pembatasan ekspor dari India, yang menyumbang sekitar 40 persen dari produksi beras dunia, juga menjadi perhatian.

Kontrak berjangka beras kasar telah naik lebih dari 8 persen sejak awal tahun, menunjukkan tren yang berlawanan dengan gandum dan jagung.

Meskipun demikian, prospek penurunan harga makanan pada tahun 2024 tetap memberikan harapan bagi konsumen di seluruh dunia.

Jika perkiraan ini akurat, maka akan mengurangi beban inflasi makanan dan memberikan lebih banyak ruang bagi konsumen dalam anggaran belanja mereka. Namun dengan risiko yang masih ada, konsumen harus tetap waspada terhadap potensi perubahan harga di masa depan.

Baca juga: Kuliner Korea Makin Digandrungi, 4 Makanan Khas Berikut Bisa Dijadikan Ide Bisnis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com