Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Kompas.com - 24/04/2024, 12:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia stabil pada akhir perdagangan Selasa (23/4/2024) waktu setempat atau Rabu (23/4/2024) pagi waktu Indonesia, di tengah meredanya konflik geopolitik yang terjadi di Timur Tengah antara Iran dan Israel.

Mengutip Business Times, harga emas di pasar spot sedikit berubah dengan berada di level 2.327,50 dollar AS per ons, setelah pada perdagangan hari sebelumnya turun 2,6 persen ke titik terendah sejak 5 April 2024.

Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange terpantau turun tipis 0,2 persen ke level 2.342,10 dollar AS per ons.

Baca juga: 5 Keuntungan Investasi Emas, Pemula Perlu Pahami

Konflik di Timur Tengah sempat memanas setelah Israel menyerang Iran, dan kedua negara saling berbalas serangan dalam beberapa minggu terakhir. Tapi kini konflik mereda karena Iran enggan membalas serangan drones dari Israel.

Langkah Iran yang dinilai untuk mencegah memanasnya konflik regional tersebut membuat berkurangnya kekhawatiran investor terhadap dampak perang ke perekonomian global. Pasar keuangan pun mulai beralih ke aset berisiko seperti ekuitas.

"Hal ini berarti, emas, yang secara tradisional dipandang sebagai tempat berlindung dari risiko, kini melemah," ujar Julia Khandoshko, CEO broker Eropa Mind Money.

Baca juga: Dorong Investasi Emas, BSI Tawarkan Gold Ownership Program

Emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai atau safe haven ketika terjadi gejolak yang bisa mempengaruhi ekonomi global, termasuk konflik geopolitik.

Selain perkembangan konflik di Timur Tengah, pergerakan harga emas juga dipengaruhi proyeksi kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed).

Pasar saat ini sedang menanti data ekonomi terbaru AS yaitu pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) dan pertumbuhan ekonomi yang akan rilis pada pekan. Data tersebut akan memberikan gambaran laju inflasi AS.

Baca juga: Cara Investasi Emas bagi Pemula agar Untung

Jika ekonomi AS terus menguat dan target inflasi yang di kisaran 2 persen tak tercapai, maka menekan peluang untuk The Fed memulai tren pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

"Pasar juga memantau dengan cermat sinyal dari AS, di mana data inflasi dan pernyataan dari The Fed menunjukkan bahwa suku bunga mungkin tidak diturunkan pada bulan Juni," kata Khandoshko.

Kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas dunia.

Ketika suku bunga tinggi atau bahkan naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga rendah atau bahkan menurun, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik bagi investor.

Baca juga: Begini Cara Memulai Investasi Emas dengan Modal Rp 100.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com