Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju

Kompas.com - 03/05/2024, 06:23 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah Indonesia untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) kian mantap. Ini ditandai dengan diterimanya Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD Indonesia oleh pemerintah pada pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri OECD di Paris, Perancis.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, prosesi itu menandakan proses lebih lanjut dari tahapan bergabungnya Indonesia ke "klub negara maju". Proses aksesi itu sejalan dengan upaya Indonesia meningkatkan kolaborasi dengan seluruh anggota OECD.

Sebagai informasi, Indonesia telah menyampaikan intensi untuk keanggotaan OECD pada Juli 2023. Pada Februari 2024, Dewan OECD yakni seluruh 38 anggota OECD secara sepakat memutuskan untuk memulai proses aksesi Indonesia di OECD.

Baca juga: RI Mimpi Jadi Negara Maju, ESDM: Energi Bersih Menjadi Hal Mutlak

"Dengan mewakili 80 persen perdagangan dan investasi dunia, keanggotaan dan standar OECD sangat penting untuk menjamin perekonomian global yang inklusif dan berkelanjutan," kata Airlangga dalam keterangannya, Kamis (2/5/2024).

Dalam rangka mempercepat proses aksesi, Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD tersebut mengatakan, proses koordinasi domestik serta komunikasi dengan negara mitra anggota OECD dan mitra internasional lainnya telah dilakukan secara intensif. Hal ini untuk memastikan proses keanggotaan Indonesia berjalan cepat dan lancar.

"Sebagai quick wins, Indonesia akan memprioritaskan sektor-sektor yang selama ini telah mengadopsi standar dan kebijakan OECD untuk dapat terlebih dahulu diselesaikan," ujarnya.

Baca juga: Indonesia Masih Butuh Waktu 3 Tahun untuk Gabung Klub Negara Maju OECD

Penjelasan Menkeu Sri Mulyani

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pembahasan mengenai proses akses Indonesia menjadi anggota penuh OECD secara formal telah dimulai melalui Pertemuan Tingkat Menteri OECD yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kisida.

Bendahara negara mengatakan, proses akses OECD merupakan wujud negara-negara yang memiliki persamaan pemikiran berdasarkan demokrasi, kebebasan individu, penghormatan hak asasi manusia, dan sistem pasar terbuka.

"Prinsip OECD yaitu better policy for better society selaras dengan pembangunan fondasi Indonesia untuk terus maju mencapai negara berpendapatan tinggi sesuai aman konstitusi," kata Sri.

Baca juga: Langkah Indonesia Gabung Klub Negara Maju Kian Mantap

Sebagai informasi, meskipun anggota OECD sudah sepakat untuk memulai proses aksesi, Indonesia masih diperlukan waktu sekitar 2 hingga 3 tahun lagi untuk resmi menjadi anggota OECD. Ini sebagaimana disampaikan Airlangga pada Februari lalu.

"Kita harap proses menjadi anggota OECD ini bisa diselesaikan dalam 2 sampai 3 tahun. Beberapa negara yang berpengalaman masuk dalam 3 tahun adalah Chili, Estonia, Slovenia, dan Lithuania," kata dia, dalam konferensi pers, di Hotel Langham, Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Target waktu penyelesaian proses aksesi itu sebenarnya lebih pendek dibanding rata-rata aksesi keanggotaan OECD, yakni di rentang 4-8 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pulihkan Bisnis, Investree Bakal Ganti Manajemen hingga Tagih Utang Peminjam

Pulihkan Bisnis, Investree Bakal Ganti Manajemen hingga Tagih Utang Peminjam

Whats New
Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Work Smart
APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

BrandzView
Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Whats New
Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com