Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Kompas.com - 06/05/2024, 19:45 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, resiliensi ekonomi Indonesia masih terjaga di tengah perekonomian global yang tidak menentu, tercermin dari data produk domestik bruto (PDB) yang tumbuh 5,11 persen pada kuartal I-2024.

Sri Mulyani mengatakan, terjaganya perekonomian Indonesia di tengah staganansi ekonomi global dan gelojak pasar keuangan terutama ditopang oleh permintaan domestik yang kuat.

"Di tengah ketidakpastian global, ekonomi Indonesia terus dapat menunjukkan resiliensinya, terlihat dari capaian pertumbuhan pada triwulan I ini," kata dia, dalam keterangannya, Senin (6/5/2024).

Lebih lanjut bendahara negara bilang, terjaganya permintaan domestik pun didorong oleh dukungan belanja negara yang tercatat tumbuh pesat.

Baca juga: [POPULER MONEY] Sri Mulyani Ramal Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Tercatat pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh tinggi, yakni 19,9 persen secara tahunan (year on year/yoy), terutama didorong kenaikan gaji ASN dan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dengan tunjangan kinerja 100 persen pada triwulan I 2024.

Di sisi lain, belanja barang dan belanja sosial yang merupakan bagian dari konsumsi pemerintah juga meningkat signifikan pada periode tiga bulan pertama tahun ini.

"Ke depan APBN akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong akselerasi pertumbuhan, dan penciptaan lapangan kerja," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Terjaganya laju pertumbuhan ekonomi pun berkontribusi positif terhadap pembukaan lapangan kerja, sehingga menurunkan angka tingkat pengangguran terbuka.

Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,20 juta orang pada Februari lalu, turun sekitar 790.000 orang atau 9,89 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Angka TPT itu pun telah kembali ke level sebelum pandemi Covid-19, yakni 2020, di mana pada Februari 2020, jumlah pengangguran mencapai 6,93 juta orang, namun TPT mencapai 4,94 persen.

"Kualitas pertumbuhan juga meningkat signifikan tercermin dari penciptaan lapangan kerja yang cukup tinggi sehingga mampu menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ke level dibawah prapandemi," tutur Sri Mulyani.

Baca juga: Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Ke depan, Sri Mulyani bilang, terdapat beberapa risiko global yang masih harus dihadapi, diantaranya arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve, yang masih penuh ketidakpastian, eskalasi tensi geopolitik berbagai kawasan, serta disrupsi rantai pasok global yang belum sepenuhnya pulih.

"Sebagai langkah antisipatif atas berbagai dinamika global tersebut, sinergi dan koordinasi dengan otoritas lain khususnya otoritas moneter dan sektor keuangan akan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional," ucap Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com