Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Menguat berkat Pelemahan Dollar AS

Kompas.com - 07/05/2024, 08:39 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia naik lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Senin (6/5/2024) waktu setempat atau Selasa pagi WIB, seiring melemahnya dollar AS dan menguatnya ekspetasi penurunan suku bunga AS,

Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot naik 1,04 persen ke level 2.325,44 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 1,13 persen ke level 2.334,70 dollar AS per ons. Penguatan harga emas tersebut berbalik dari tren penurunan beberap minggu terakhir. Pekan lalu, harga logam menyusut 1,5 persen.

"Penurunan yang kita lihat selama beberapa minggu terakhir mungkin sebenarnya sudah mulai melemah, membuka pintu bagi harga emas untuk melanjutkan tren kenaikannya," ujar Ahli Strategi Komoditas TD Securities, Daniel Ghali.

Baca juga: 10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia

Indeks dollar AS melemah 0,1 persen ke level 105,06 pada perdagangan Senin kemarin usai rilisnya laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS).

Pertumbuhan lapangan kerja di AS melambat lebih dari yang diperkirakan pada April 2024, sedangkan kenaikan upah tahunan turun di bawah 4 persen untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun.

Pelemahan dollar AS itu membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan minat terhadap logam mulia tersebut.

Di sisi lain, data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan pun turut memicu ekspektasi potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) pada akhir tahun ini.

"Kami terus memperkirakan dua kali penurunan suku bunga di tahun ini, pada bulan Juli dan November," tulis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

Adapun saat ini pasar memperkirakan peluang sebesar 69 persen untuk The Fed mulai menurunkan suku bunganya pada September 2024, menurut data CME FedWatch.

Kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas dunia.

Ketika suku bunga tinggi atau bahkan naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga rendah atau bahkan menurun, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik bagi investor.

Baca juga: Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com