Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Dibuka "Hijau", Rupiah Melemah Tipis ke Level Rp 16.086

Kompas.com - 08/05/2024, 09:54 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (8/5/2024). Sementara kurs rupiah justru melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.10 WIB, IHSG berada di zona hijau pada level 7.139,51 atau naik 15,89 poin (0,22 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.123,61.

Sebanyak 190 saham melaju di zona hijau dan 182 saham di zona merah. Sedangkan 194 saham lainnya stagnan.

Baca juga: IHSG Diproyeksi Menguat Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,8 triliun dengan volume 2,84 miliar saham.

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, dalam sepekan ini diperkirakan masih menjadi masa IHSG akan melanjutkan pengujian demand zone pada area 7.000 – 7.180, jika mampu breakout 7180 maka uptrend kembali.

Secara teknikal, IHSG masih bergerak di area demand zone pada 7.000 – 7.180. Potensi penguatan menembus demand zone cukup tinggi, terlihat fase jenuh jual sudah terjadi.

Baca juga: BEI Ubah Aturan Delisting, Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

"Hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak dalam kecenderungan menguat, pada range 7.085 – 7.254," kata William dalam analisisnya.

Bursa Asia sendiri fluktuatif pada pukul 09.27 WIB dengan penurunan Shanghai Komposit 0,28 persen atau 8,67 poin ke level 3.139,06, Strait Times 0,77 persen (25,25 poin) ke level 3.274,79, sedangkan Hang Seng Hong Kong mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen (50,46 poin) ke posisi 18.529,83.

Baca juga: Resmi Melantai di BEI, Saham DATA Langsung Melonjak 34,04 Persen

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg pukul 09.31 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.086 per dollar AS atau melemah 40,50 poin (0,25 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.046 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, hari ini rupiah berpotensi menguat terhadap dollar AS dengan data pertumbuhan jumlah orang yang dipekerjakan di luar sektor pertanian dan pemerintahan di AS untuk bulan April, melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

“Rupiah berpotensi menguat dengan sentimen tersebut, dan hasil ini juga meningkatkan ekspektasi pasar soal rencana pemangkasan suku bunga acuan AS di tahun ini,” jelas Ariston.

Baca juga: Simak Strategi Raih Cuan dari Dividen di Tengah Fluktuasi Pasar Saham

“Potensi penguatan rupiah hari ini ke arah Rp 16.000 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.130 per dollar AS,” tambah Ariston.

Data ini juga bisa mengonfirmasi sinyal dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell pasca rapat moneter The Fed bahwa tidak ada kenaikan suku bunga tahun ini.

Dari dalam negeri, bila data PDB kuartal I-2024 bisa menunjukkan angka pertumbuhan masih di sekitar 5 persen, artinya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bagus, ini bisa turut memberikan sentimen positif ke rupiah hari ini.

Baca juga: TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com