Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidat Bengkulu Komoditi yang Belum Tergarap

Kompas.com - 15/11/2008, 16:25 WIB

BENGKULU, SABTU - Ikan sidat yang banyak terdapat di sungai, muara, dan laut Bengkulu memiliki kualitas ekspor yang hingga kini belum dimanfaatkan, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Maman Hermawan.
     
"Kita memiliki potensi ikan sidat yang sangat besar, namun selama ini belum dimanfaatkan," katanya di Bengkulu, Sabtu.
     
Informasi dari nelayan setempat, mereka bisa menangkap sidat sebanyak 60 ton per minggu, jika sedang musim bertelur, saat ikan itu berada di laut. Sidat merupakan ikan berbadan panjang, sejenis belut namun memiliki kuping, bisa hidup di laut dan air tawar.
     
Habitat asli ikan tesebut berada di sungai dan muara, namun ketika akan bertelur turun ke laut yang paling dalam. Setelah menetas, anak sidat akan kembali naik ke sungai dan muara sampai besar.
     
Selama ini, sidat hasil tangkapan nelayan hanya dioleh menjadi ikan asin dan dijual di sekitar Provinsi Bengkulu. Padahal itu, merupakan salah satu komiditas ekspor dan banyak diminati terutama pasar di Jepang.
     
"Saya sedang menginventarisasi berapa banyak sidat hasil tangkapan nelayan, rencananya kita akan mengupayakan agar bisa diekspor terutama ke Jepang," katanya.
     
Untuk tempat bertelur, kata dia, kebanyakan di wilayah perairan Enggano, yang memang lautnya sangat dalam, namun habibat ketika tidak sedang bertelur berada di hampir seluruh sungai dan muara yang ada di Provinsi Bengkulu.
     
"Di Bengkulu banyak sungai besar yang bermuara ke laut, sehingga ikan sidat pada saat musim bertelur turun ke laut," katanya.
     
Mengenai budidaya sidat, menurut dia, hingga kini di Indonesia belum ada yang membudidayakan ikan itu. Yang ada hanya pembesaran yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
     
"Belum ada budidaya, yang ada hanya pembesaran, yakni mengambil bibit sidat dari laut kemudian dibesarkan di penangkaran," katanya.
     
Maman juga memprogramkan untuk membangun tempat pembesaran ikan sidat di Bengkulu. Terkait dengan rencanan itu pihaknya telah melakukan studi banding ke Karawang.
     
"Saya juga akan membawa contoh ikan sidat ke Departemen Kelautan dan Perikanan, sekalian mengusulkan agar pusat membangun tempat pembersaran ikan tersebut di Bengkulu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com